Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Segelintir Kisah Seputar Pentingnya Asuransi Kendaraan

12 Februari 2023   15:12 Diperbarui: 14 Februari 2023   16:14 1081
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Topik tentang asuransi kendaraan seakan mengingatkanku pada beberapa kejadian yang menimpa diri saya pribadi dan beberapa orang terdekat. Mungkin bisa jadi pembelajaran akan pentingnya asuransi kendaraan. 

Dulu saat masih penempatan di Pasuruan, saya mendapatkan mobil operasional dari perusahaan. Sebenarnya di kantor sudah ada 2 mobil perusahaan untuk operasional. Mobil desain MPV yang digunakan untuk antar jemput saya ke kantor ataupun antar staff untuk keperluan kerja seperti ke bank, beli sparepart mesin ataupun ke cabang. 

Suatu ketika bos berkunjung ke Jawa Timur dan menyarankan saya untuk menyewa mobil operasional sendiri. Mempertimbangkan saya lebih nyaman menggunakan mobil matic dibandingkan manual dan biar mobil MPV bisa dialihkan ke cabang dan staf di kantor. 

Seorang rekan kantor merekomendasikan mobilnya untuk disewa. Diinformasikan bahwa ia memiliki mobil yang jarang dipakai, jika disewakan selain mobil bisa terawat juga mendapatkan pemasukan tambahan bagi dirinya. 

Saya tidak mempermasalahkan mengingat mobil secara fisik baik dan tipe SUV matic. Cukup elegan lah untuk dijadikan mobil operasional. Namun saya sempat menanyakan apakah mobil ini sudah diasuransikan? Si pemilik menjawab sudah. 

Tandanya saya lebih aman jikalau suatu ketika terjadi sesuatu. Kita sadar bahwa ada banyak hal terduga yang bisa terjadi di jalan. Saya mengantisipasi jika hal itu terjadi setidaknya saya atau perusahaan tidak sampai mengeluarkan banyak biaya perbaikan karena sudah di cover asuransi. 

Berbulan-bulan berjalan normal hingga suatu ketika sopir kantor menginformasikan mobil operasional ini yang terparkir di depan kantor ditabrak oleh pihak ekspedisi yang saat itu sedang mengambil barang di kantor. 

Sopir ekspedisi tidak fokus saat memundurkan armada dan menabrak bagian depan mobil penyok dan ada kerusakan di mesin depan. Saya personal tentu khawatir mengingat ini mobil sewaan namun teringat bahwa si pemilik mengatakan sudah mengasuransikan mobilnya. 

Pikir saya pun tenang, kemudian diinfokan kepada si pemilik bahwa ada insiden terhadap mobil yang disewa. Ketika pemilik datang, wajahnya sedikit pucat melihat kerusakan. Tiba-tiba dirinya bercerita ternyata ia berbohong terkait asuransi mobil tersebut. 

Jujur saya prihatin dan kesal karena saya dibohongi oleh si pemilik. Karena di awal sudah diinfokan bahwa sudah ada asuransi, si pemilik akhirnya berusaha komitmen dengan hanya membebankan biaya sesuai premi asuransi kerusakan. 

Seingat saya, saat itu saya mengganti tidak sampai sejuta meskipun info yang saya dapat perbaikan mobil di atas 3 jutaan. Di satu sisi saya tidak tega menagih ke sopir ekspedisi dan memilih membayarkan dari uang pribadi. 

Kejadian lain terjadi oleh tetangga saya, ia baru dibelikan sepeda motor dengan sistem kredit. Tujuan agar memudahkan mobilisasi karena selama ini jika bepergian menggunakan sepeda kayuh atau berjalan kaki. 

Tetangga saya ini seorang wanita usia 30an saat itu dan belum pernah mengendarai motor. Sejak memiliki motor baru, ia pun perlahan belajar mengendarai motor. 

Apes baru beberapa hari, motor barunya rusak parah karena menabrak sesuatu. Saya jika diposisi tetangga saya pasti sedih, kecewa dan mungkin menahan nangis karena motor yang baru keluar dari dealer beberapa hari lalu kini rusak. 

Jika diperbaiki pun pasti bisa menghabiskan jutaan rupiah apalagi motor masih sistem kredit. Beruntung kelebihan sistem kredit bahwa motor secara otomatis diikutkan asuransi kendaraan. 

Keluarga tetangga saya ini membuat laporan ke dealer dan tidak lama motor yang rusak ditarik dan digantikan dengan unit baru. Wah beruntung sekali ya.

Dua kejadian berbeda namun memiliki pesan sama bahwa kita tidak bisa menyepelekan keberadaan asuransi kendaraan. 

Tidak sedikit muncul pertanyaan atau pola berpikir seperti ini. 

-  Ah, buat apa ikut asuransi, saya selalu hati-hati kok berkendaraan di jalan?

Ini hanyalah sebagian kisah di mana terjadi kecelakaan di sekitar lampu merah. Korban dalam kecelakaan adalah mereka yang sudah berhati-hati dalam berkendaraan dan mematuhi marka jalan. Namun bukan berarti mereka terbebas dari musibah. 

Sempat ada insiden kasus truk yang mengalam rem blong dan menabrak puluhan kendaraan yang tengah berhenti di lampu merah atau oknum sopir yang menerobos lampu merah dan justru menimbulkan kecelakaan dengan pengendara lain. 

Kerusakan dari kecelakaan mulai dari ringan hingga parah. Pihak korban pasti kesal dengan oknum yang lalai namun disisi lain ia akan memikirkan kendaraan yang rusak parah karena insiden. 

Masih kah kita berpikir bahwa ketika kita sudah berhati-hati di jalan menjamin tidak akan jadi korban? Bisa jadi ada pengendara lain yang tidak hati-hati atau ceroboh yang menyebabkan kita dan kendaraan menjadi korban. 

- Jika tidak ada klaim, saya akan rugi karena sudah bayar premi mahal? 

Siapa sih diantara kita yang berharap menjadi korban kecelakaan. Kita pasti berharap aman dan selamat selama berkendara. 

Kembali lagi bahwa fungsi asuransi adalah sarana back up kita jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Asuransi kendaraan akan mem-back up biaya perbaikan atau penggantian unit karena kecelakaan. 

Sama seperti kasus yang menimpa mobil operasional di kantor. Seandainya si pemilik ikut asuransi sebenarnya ia hanya perlu membayar premi klaim sebesar 350ribu namun semua biaya perbaikan mobil yang bisa menghabiskan biaya jutaan rupiah akan dibayarkan pihak asuransi. 

Si pemilik barulah menyesal menyepelekan fungsi asuransi. Sejak saat itu barulah dirinya mengasuransikan mobilnya. Namun maukah kita menyesal dulu baru ikut asuransi? 

- Klaim asuransi ribet, malas ngurusnya. 

Kita analogikan diri kita mengajukan pembelian barang ke bagian purchasing. Pasti pihak purchasing akan meminta kita untuk buat pengajuan pembelian, menuliskan detail barang, foto atau juga riwayat penggunaan. 

Tujuan agar pembelian tepat sasaran dan tidak disalahgunakan. Sama seperti perusahaan asuransi pasti mereka pun butuh beberapa berkas yang patut kita siapkan untuk proses klaim. 

Proses Klaim Asuransi Kendaraan | Sumber Murianews.com
Proses Klaim Asuransi Kendaraan | Sumber Murianews.com

Selagi kita kuat bukti dan data maka tidak perlu khawatir. Mungkin akan membuang waktu kita karena mengurus administrasi namun bagi saya lebih baik seperti itu daripada saya pusing memikirkan dana perbaikan apalagi jika tahu armada rusak parah dan nyaris tidak bisa digunakan lagi sebelum ada perbaikan. 

Ibarat berjuang sedikit demi mendapatkan proteksi yang besar. Banyak orang yang bersyukur bahwa kendaraannya dicover oleh asuransi ketika ada insiden dan tidak sampai menguras tabungan untuk perbaikan. 

***

Pengalaman tidak menyenangkan di mana kendaraan rusak membuat kita stres memikirkan biaya perbaikan. Namun akan berubah menjadi tenang ketika sadar armada sudah diikutkan asuransi dan pihak asuransi mengcover semua biaya perbaikan. 

Kembali lagi ke diri personal, jika merasa berat mengeluarkan dana untuk bayar premi asuransi kendaraan maka perlu bertanya dalam diri apakah tabungan kita sudah cukup banyak untuk digunakan membayar perbaikan seandainya terjadi insiden yang membuat kendaraan kita rusak parah. 

Semoga Bermanfaat

--HIM--

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun