Apa Tantangan Pengembangan Desa Wisata di Bali?
Berdasarkan hasil diskusi saya bersama teman yang sekaligus penggiat masyarakat di daerah desa wisata. Tantangan yang kerap terjadi sebagai berikut:
# Kurangnya SDM Muda dan Produktif
Sesuai konsepnya yang memanfaatkan potensi masyarakat desa maka di zaman sekarang ini keinginan generasi muda untuk tinggal di desa mulai berkurang. Banyak pemuda-pemudi desa melihat kota besar seperti kawasan Denpasar dan Kabupaten Badung (Kuta, Seminyak, Jimbaran, Nusa Dua) lebih menjanjikan dari sisi pekerjaan dan penghasilan.Â
Sudah umum jika pemuda-pemudi desa ketika lulus sekolah memilih merantau dan meninggalkan desa. Ada yang melanjutkan sekolah dan ada juga untuk mendapatkan pekerjaan.Â
Alhasil di desa mulai kekurangan generasi muda yang produktif dan kreatif. Ini karena generasi muda yang sebenarnya potensial memilih tinggal dan berkarier di luar desa tempatnya tinggal.Â
# Konsep Desa Wisata yang Terkesan Monoton
Sebagai wisatawan pasti kita memiliki antusias tinggi mengunjungi tempat wisata yang unik, menarik, dan mungkin satu-satunya di dunia.Â
Keberhasilan Desa Penglipuran dengan kekhasan bangunan yang rapi, tertata, dan bersih atau Desa Jatiluwih sebagai desa dengan keindahan hamparan sawah yang luas justru jadi standar bagi masyarakat dalam mengembangkan potensi desanya.Â
Tidak sedikit desa wisata di Bali hanya mengandalkan hamparan sawah dengan terasering dan subak mirip di Jatiluwih atau menata bangunan dan lingkungan layaknya Desa Penglipuran untuk menarik wisatawan.Â