Tulisan ini sekaligus sambungan dari tulisan saya sebelumnya tentang tips agar skripsi dapat selesai dengan cepat.Â
Saya tertarik dengan komentar sesama Kompasianer bahwa kunci utama agar skripsi rampung adalah konsistensi. Namun menjaga konsistensi bukanlah perkara mudah.Â
Saya merasakan sendiri, pagi hari sudah niat akan garap skripsi. Namun baru selesai sarapan tiba-tiba ngantuk, malas dan akhirnya lanjut tidur. Apalagi jika ada serial favorit di internet alhasil lebih menikmati menonton film dibandingkan garap skripsi.Â
Salah satu faktor karena mahasiswa akhir biasanya hanya mengambil mata kuliah skripsi saja sehingga ke kampus biasanya hanya untuk konsultasi atau mencari bahan referensi di perpustakaan. Selebihnya waktu lebih banyak dihabiskan di kamar atau tempat tongkrongan.Â
Disinilah saya menyadari bahwa menjaga konsistensi itu sulit. Niat ada namun kadang terkalahkan oleh rasa jenuh, malas atau tersedianya hal yang lebih menarik dibandingkan pengerjaan skripsi.Â
Saya tertarik berbagi pengalaman bagaimana menjaga konsistensi pengerjaan skripsi berdasarkan pengalaman pribadi maupun teman-teman sekitar penulis. Harapannya bisa membantu adik-adik di semester akhir kelar mengerjakan skripsi tanpa perlu berlama-lama.Â
#1. Bentuk Tim Kecil Diskusi
Dulu saat semester akhir, teman-teman kuliah memiliki inisiatif membentuk tim diskusi untuk pengerjaan skripsi. Tim diskusi diberi nama skripsweet dengan harapan skripsi berakhir manis (sweet).Â
Diskusi rutin dilakukan setiap minggu. Ada dampak luar biasa dari diskusi kecil ini seperti menemukan topik skripsi yang digarap, mendapatkan masukan terhadap topik yang ingin diangkat, perbaikan penulisan yang typo dan sebagainya.Â
Saran saya bentuk tim dengan motivasi sama yaitu agar skripsi cepat kelar jangan teman yang sama-sama suka menunda. Diskusi rancang dengan saling konsep membangun dimana bisa memberikan masukan dan memberi motivasi.Â
Jujur saat itu ada motivasi lebih seandainya ada teman diskusi yang sudah masuk tahap seminar proposal. Kita jadi semakin termotivasi untuk segera bisa ditahap tersebut. Tidak hanya itu tim diskusi ini juga bisa memperkuat hubungan pertemanan dalam satu angkatan atau konsentrasi keilmuan.Â
# 2. Target 1 Hari 2 Halaman
Cobalah membuat target khusus dalam pengerjaan skripsi misalkan 1 hari 2 halaman. Target ini tergolong logis dan tidak muluk-muluk.Â
Bayangkan 1 hari terdiri dari 24 jam. Anggap waktu dikurangi 11 jam (9 jam untuk tidur malam dan 2 jam tidur siang) maka masih ada 13 jam produktif yang bisa digunakan untuk membuat 2 halaman skripsi per hari.Â
Padahal umumnya skripsi memiliki tata penulisan yang memudahkan kita menulis 2 halaman. Saya ambil contoh panduan skripsi salah satu universitas di Bali, di buku panduan tertulis bahwa ada ketentuan dasar seperti.Â
- Batas tepi atas = 3 cm
- Batas tepi bawah = 3 cm
- Batas tepi kiri = 4 cm
- Batas tepi kanan = 4 cm
- Penulisan menggunakan font times New Roman ukuran 12 untuk naskah skripsi.Â
- Spasi antar barus kalimat dalam sub bab, judul, sub judul dan paragraf = 2 (dua) spasi.Â
- Kertas A4
Anggap 1 halaman untuk 250 kata maka hanya dibutuhkan 500 kata untuk 2 halaman skripsi per hari. Apalagi jika isi skripsi terdapat tabel, gambar, grafik yang membutuhkan penjelasan deskriptif maka menulis 2 halaman seharusnya tidak berat.Â
Jika niat seharusnya 2 halaman paling lama bisa tergarap dalam 1-2 jam saja. Bahkan jika sudah tahu apa yang akan ditulis mungkin 30 menit bisa selesai.Â
Target ini jika tercapai akan membuat perlahan kita bisa mengerjakan skripsi sesuai timeline yang dibuat. Misalkan dalam 1 bulan secara konsisten bisa membuat 60 halaman.Â
# 3. Perbanyak Baca Penelitian atau Jurnal Terdahulu
Sebisa mungkin pergunakan waktu untuk membaca penelitian atau jurnal terdahulu baik yang dilakukan oleh kakak tingkat, dosen atau peneliti lainnya.Â
Tujuan agar kita mengetahui alur penulisan, kerangka berpikir, penyesuaian teori atau mendapatkan data tambahan. Tidak heran dulu saya sering ke perpustakaan fakultas atau jurusan untuk sekedar membaca hasil skripsi kakak tingkat khususnya yang mendapatkan nilai baik.Â
Cara ini bisa dipraktikkan oleh mahasiswa tingkat akhir yang sampai saat ini belum punya topik yang ingin diangkat. Kita bisa mencari inspirasi studi/skripsi terdahulu dengan melakukan beberapa penyesuaian baru seperti metode penelitian, periode tahun, teori, wilayah atau subyek penelitian.Â
# 4. Motivasi Diri dengan Perenungan Dalam
Ada alasan lain mengapa mahasiswa lama dalam menyelesaikan skripsi karena mereka tidak ada motivasi atau alasan mengapa harus cepat lulus. Toh jika pun mundur dari target, orangtua tetap akan membayarkan SPP.
Kejadian yang menimpa seorang teman saat masa S1 dulu bisa jadi inspirasi. Selama semester 1-6, teman saya ini tergolong mahasiswa biasa saja. Tidak terlalu mencolok dalam prestasi bahkan kerap bolos kuliah.Â
Kondisi berubah ketika ayahnya meninggal dunia disaat dirinya duduk di semester akhir. Ia begitu termotivasi agar bisa lulus tepat waktu karena tidak ingin memberatkan sang ibu yang kini sebagai tulang punggung keluarga. Hebatnya dirinya bisa lulus lebih awal dibandingkan teman-teman yang dikenal cerdas selama perkuliahan.Â
Kejadian mirip juga terjadi oleh teman angkatan lainnya. Ketika sang ayah akan pensiun di tahun ia menyusun skripsi. Dirinya mengejar target untuk bisa sidang skripsi sebelum ayahnya pensiun. Ia bahkan rela menemui dosen pembimbing lebih rutin dibandingkan sebelumnya untuk mencapai target ini.Â
Belajar pada kondisi ini sebenarnya mahasiswa akhir perlu merenungi diri mencari motivasi kenapa ia harus cepat lulus. Bisa berupa kondisi ekonomi keluarga, target menjadi lulusan terbaik, ingin segera dapat pekerjaan atau hal lainnya.
Munculkan hal ini agar semangat mengerjakan skripsi kian menggebu. Bahkan jika kondisi ini tercipta akan menguntungkan karena bisa jadi dalam waktu singkat skripsi bisa kelar.Â
***
Pengerjaan skripsi oleh mahasiswa tingkat akhir selain butuh konsistensi juga membutuhkan faktor pendukung lainnya. Konsistensi justru menjadi hal yang susah diciptakan apalagi di jaman sekarang godaan untuk bermalas-malasan sangat besar.Â
Seperti yang dosen saya sampaikan bahwa skripsi yang baik itu adalah skripsi yang selesai dan sudah diuji dalam sidang akhir. Percuma skripsi mengangkat tema bagus jikalau justru tidak selesai digarap.Â
Mudah-mudahan apa yang saya tulis bisa memberi pencerahan bagi adik-adik S1 di semester akhir yang galau menyelesaikan skripsi.
Semoga Bermanfaat
--HIM--
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI