Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Pembobolan Rekening oleh Tukang Becak Ajarkan Pentingnya Keamanan Data Personal

25 Januari 2023   20:41 Diperbarui: 28 Januari 2023   04:55 1027
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pembobolan Rekening | Sumber Detik.com

Baru-baru ini saya terkejut dengan pemberitaan pembobolan rekening nasabah di BCA. Tidak tanggung-tanggung total kerugian mencapai 345 juta yang dialami Muin Zachry selaku pemilik rekening. 

Hal yang lebih mengejutkan lagi, oknum pelaku pembobolan ternyata dilakukan oleh tukang becak dengan atas perintah Mohammad Thoha yang notabane-nya teman si korban. 

Jika selama ini pembobolan dilakukan sembunyi-sembunyi atau menggunakan teknologi canggih, kasus ini tergolong unik di mana oknum menyamar sebagai pemilik dengan melakukan transaksi penarikan langsung melalui Teller Bank. 

Oknum pun memiliki identitas korban seperti buku tabungan, KTP, dan mampu membuat tandatangan untuk proses penarikan via Teller (Berita selengkapnya di sini). 

Saya seakan mengingat kejadian yang menimpa teman kerja. Ia tiba-tiba panik ketika ATMnya terblokir. Sebagai syarat pengaktifan kartu ATM, ia pun melaporkan ke CS Bank dengan membawa ATM dan Buku Tabungan. 

Kepanikan muncul ketika ada 2 transaksi penarikan yang tidak dikenal dengan total 5 juta. Bahkan transaksi ini dilakukan dengan digital di kota berbeda dengan teman saya. 

Ilustrasi Pembobolan Rekening | Sumber Detik.com
Ilustrasi Pembobolan Rekening | Sumber Detik.com

Selidik punya selidik, teman saya menjadi korban scamming. Bersyukur dengan prosedur yang diinfokan pihak bank, uang yang hilang bisa diganti oleh bank. 

Dua kasus ini mengajarkan bahwa keamanan bank yang dianggap canggih, terdapat SOP dan digadang-gadang aman pun masih bisa kecolongan. Salah satu hal yang bisa menciptakan hal ini adalah terkait keamanan data personal. 

Saya justru tertarik berbagi info bagaimana menjaga keamanan data personal agar tidak menjadi korban pembobolan rekening pribadi. Apa saja itu? 

# Jangan Berikan Data Personal kepada Siapapun

"Tolong ambilin uang dari ATM-ku dong" Seseorang meminta pacarnya mengambilkan uang dari ATM yang dirinya kasih. Ini tandanya si pacar tahu PIN dan kartu ATM yang kerap digunakan. 

Melindungi Kode Pin ATM | Sumber Antara News
Melindungi Kode Pin ATM | Sumber Antara News

Kejadian ini terkesan banyak terjadi di mana data personal seperti PIN ATM diketahui oleh orang lain. Padahal sudah sangat jelas jika pihak bank menginfokan bahwa PIN ATM bersifat rahasia dan jangan diinformasikan ke orang lain termasuk keluarga atau orang dekat. 

"Tapi kan saya percaya sama dia. Dia gak akan menyalahgunakan data saya," jawaban atau prinsip yang kerap dipikirkan oleh pengguna. 

Percayalah jangan terlalu percaya pada orang 100 persen termasuk dengan orang terdekat. Pembobolan pada kasus di atas sebesar 345 juta justru didalangi oleh anak si korban. 

Selain itu sempat ada pemberitaan seorang public figure tanah air curhat bahwa pacarnya mengambil uang dari aATM tanpa seizin dirinya. Ini karena si pacar sudah tahu PIN ATM si korban. 

Kasus ini mengindikasikan bahwa orang terdekat pun bisa jadi serigala mematikan. Ini karena kita terlalu percaya dan akhirnya lengah. 

# Upgrade Kartu Terbaru

Kejadian yang menimpa teman saya yang menjadi korban scamming ternyata salah satu penyebabnya karena dirinya belum meng-upgrade ATM ke versi baru. 

Upgrade ATM Terbaru Dengan Chip | Sumber Detik.com
Upgrade ATM Terbaru Dengan Chip | Sumber Detik.com

ATM versi baru menggunakan chip yang dipasang pada kartu. Diinformasikan bahwa sistem keamanan akan lebih maksimal dengan kartu dengan chip dibandingkan kartu versi lama (non chip). 

Sebaiknya cek ulang apakah kartu ATM kita masih versi lama? Jika iya, segera perbaharui demi keamanan data dan aset kita. Saat ini banyak scammer yang memanfaatkan kelengahan kita untuk mencuri data dan aset termasuk saldo rekening atau kartu kredit. 

Kartu kredit pun sebisa mungkin gunakan yang memakai PIN atau kode OTP. Tujuannya agar jika ada transaksi tidak diketahui, oknum akan kesulitan karena ada layanan keamanan. 

# Buatlah Tanda Tangan yang Rumit

Banyak dari kita berusaha membuat tanda tangan sesederhana mungkin. Bahkan saya sering melihat tanda tangan hanya satu goresan atau hanya berbentuk inisial nama. 

Padahal tanda tangan juga menjadi cara identifikasi dan verifikasi seseorang. Kejadian yang dialami Muin Zachry selaku korban sebenarnya bisa diminimalisir seandainya tanda tangan dibuat serumit mungkin. 

Pencairan dana bisa terjadi karena oknum berhasil menduplikasi tanda tangan si pemilik. Inilah hal sederhana yang kerap disepelekan. Teman saya bercerita pernah memalsukan tanda tangan dosen sewaktu kuliah karena mudah ditiru dan dirinya malas ribet karena menemui si dosen. 

Hal inilah yang membuat saya mulai memperhatikan terkait tanda tangan. Bahkan dalam tanda tangan sengaja ada gaya coretan tebal, halus dan coretan-coretan kecil agar bila ada yang mencoba meniru bisa langsung terlihat bahwa ada ketidaksamaan. 

# Minimalisir Transaksi Online

Sebenarnya ini hanyalah opsi tambahan karena kecanggihan teknologi ditambah kepintaran manusia membuat hal yang dianggap sulit bisa mudah didapat. 

Bukan bermaksud menakuti nyatanya sudah banyak kasus kebocoran data pengguna oleh hacker. Bahkan salah satu korban adalah salah satu e-commerce besar. Padahal data pengguna tidak hanya terkait nama, transaksi, atau alamat saja namun juga metode pembayaran. 

Baru-baru ini saya sempat membaca kisah seorang yang kehilangan saldo e-wallet setelah dirinya mengklik link yang dikirimkan melalui pesan online. Saldo e-wallet yang bernilai jutaan rupiah pun harus ikhlas menghilang. 

Ada juga keisengan seseorang yang memanfaatkan aplikasi e-commerce temannya untuk berbelanja. Mengingat di aplikasi masih tersimpan data kartu kredit yang kerap digunakan transaksi. Alhasil dirinya bisa berbelanja menggunakan akun dan pembayaran milik temannya ini. 

***

Kata Bijak Bang Napi | Sumber Tribunnews
Kata Bijak Bang Napi | Sumber Tribunnews

Teringat kata bijak dari Bang Napi di salah satu acara, 

Kejahatan terjadi bukan hanya karena ada niat pelakunya, tapi juga karena ada kesempatan. Waspadalah, Waspadalah.

Tandanya bisa saja kebobolan data pribadi justru terjadi karena kelengahan kita atau sikap kita yang tidak bisa menjaga data pribadi. Kasus pembobolan tabungan nasabah yang kini tengah viral bisa dijadikan pembelajaran. 

Harapan beberapa hal yang saya tulis bisa jadi upaya preventif agar kita terhindar dari kejadian sama. Tetap waspada dan jangan mudah percaya pada siapapun meskipun ia adalah orang terdekat kita. 

Semoga Bermanfaat

--HIM--

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun