Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Pernak-Pernik Loyalitas dalam Dunia Kerja

22 Januari 2023   12:14 Diperbarui: 22 Januari 2023   12:30 536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Apresiasi Atasan Atas Kinerja Bawahan | Sumber Situs Kita Lulus

Apakah kamu termasuk karyawan yang loyal? Pertanyaan yang kerap dilontarkan saat sesi interview atau sekedar menanyakan loyalitas karyawan bagi perusahaan. 

Ada yang pernah curhat, saya sangat loyal. Terlalu loyalnya saat bos suruh lembur atau kerja saat hari libur saya seakan tidak menolak. 

Mengutip dari KBBI, Loyalitas dianggap sebagai kepatuhan; kesetiaan. Namun definisi lebih detail saya dapat dari salah satu situs lembaga pemerintah dimana menyatakan loyalitas sebagai kesetiaan, pengabdian dan kepercayaan yang diberikan atau ditunjukan kepada seseorang atau lembaga yang didalamnya terdapat rasa tanggung jawab untuk berusaha memberikan pelayanan dan perilaku yang terbaik (Sumber Klik Disini). 

Secara tidak langsung saya menilai bahwa loyalitas itu sikap yang berat dan bernilai. Ini karena ada unsur kesetiaan, kepatuhan dan rasa tanggung jawab. 

Ironisnya loyalitas karyawan kerap disalahgunakan oleh perusahaan atau seseorang. Hal yang kerap dikeluh-kesahkan oleh karyawan ataupun teman di sekitar saya. 

Karyawan Kelelahan Bekerja | Sumber IDN Times
Karyawan Kelelahan Bekerja | Sumber IDN Times

Ada kisah seorang karyawan harus dilarikan ke rumah sakit. Ini karena dirinya mengalami Tipes karena bekerja melebihi jam kerja. Bahkan disaat libur ia tetap diminta masuk oleh atasan.

Saya sedikit berbagi pengalaman bagaimana harus bersikap agar loyalitas kita tidak dimanfaatkan oleh atasan. 

1. Situasi yang Urgent dan Jarang Terjadi

Ada kondisi dimana ada momen urgensi yang harus kita lakukan untuk perusahaan misalkan persiapan audit atau sertifikasi. Kegiatan ini kadang mengharuskan karyawan terlibat menyelesaikan persiapan bahkan melebihi jam kerja.

Saya merasa ini batas normal jika kita loyal membantu kesiapan perusahaan terkait audit, sertifikasi atau hal lain yang terjadi mungkin setahun sekali. 

Saya ingat saat perusahaan saya lagi masa audit dimana prosesnya bahkan berlangsung hingga pukul 7 malam yang artinya melebihi jam operasional kantor. Saya berterimakasih kepada rekan team yang tetap semangat membantu perusahaan agar audit berjalan lancar. 

Walaupun ada juga karyawan yang sebenarnya memiliki peranan dalam audit namun dengan beribu alasan berusaha enggan mendampingi hingga selesai. Perusahaan tidak bisa menolak atau menahan tapi manajemen memiliki catatan tersendiri terhadap perusahaan. Ini karena dirinya kurang loyalitas mengingat momen ini hanya setahun sekali dan mempengaruhi performa perusahaan. 

Seandainya kegiatan kerja melebihi jam operasional terjadi nyaris setiap minggu ataupun setiap hari barulah kita berhak menolak karena ini sudah diluar kesepakatan kontrak kerjasama. 

2. Pemberian Pekerjaan Diluar Jobdesk

Ada juga kasus dimana atasan memberikan pekerjaan diluar jobdesk kepada karyawan. Bagaimana harus bersikap? 

Saya merasa karyawan harus punya prinsip jelas. Seandainya pekerjaan ini termasuk pekerjaan tambahan diluar tugas utama apalagi tanpa ada pemberian tunjangan maka sebaiknya disampaikan penolakan dengan baik. 

Kenapa? 

Saya melihat atasan ini memanfaatkan loyalitas karyawan dengan membebani pekerjaan 2 orang kepada 1 orang. Tujuan utama agar efisiensi karena tanpa diselingi dengan tunjangan tambahan. 

Pihak yang dirugikan adalah karyawan karena ada ekstra tenaga, waktu dan pikiran yang harus dicurahkan untuk menyelesaikan semua pekerjaan. Alhasil resiko stres, depresi hingga sakit akan terjadi lebih tinggi. 

Ini yang terjadi pada teman saya dimana dirinya harus dibawa ke rumah sakit karena mengalami tipes. Ternyata rasa lelah dan kurangnya asupan gizi baik karena terlalu banyak kerjaan membuat dirinya drop. Yang rugi adalah si karyawan karena harus mengalami sakit yang mungkin bisa fatal bagi dirinya. 

3. Tuntutan Loyalitas Bukan Dari Orang Tepat

Junior Yang Kerap Dimanfaatkan Senior | Sumber Donnelly Effect
Junior Yang Kerap Dimanfaatkan Senior | Sumber Donnelly Effect

Dalam dunia kerja kerap ada orang yang sok berkuasa padahal dirinya bukan pimpinan di perusahaan tersebut. Ini kerap terjadi bagi mereka yang merasa dirinya senior kepada junior di kantor. 

Senior tipe ini biasanya membebankan pekerjaan kepada junior karena unsur sentimen pribadi. Sebaiknya jika ini terjadi maka kita tidak perlu menuruti seandainya ada permintaan loyalitas akan suatu hal. 

Mengapa? 

Jawaban kunci karena ini bukan permintaan dari pimpinan atau atasan. Bisa jadi ini hanya akal-akalan oknum tertentu agar dapat melimpahkan pekerjaan atau sebagai tindakan kesewenang-wenangan kepada junior.

Loyalitas yang kita berikan seakan tidak berarti karena bukan berasal dari atasan. Artinya kita melakukan sesuatu yang percuma. Justru kita jadi sosok yang dimanfaatkan oleh oknum yang sengaja mengerjai kita. 

4. Loyalitas Tanpa Ada Apresiasi

Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang selalu menghargai setiap kinerja karyawan. Salah satunya dengan memberikan reward atau apresiasi kepada karyawan yang sudah loyal bagi perusahaan. 

Apresiasi Atasan Atas Kinerja Bawahan | Sumber Situs Kita Lulus
Apresiasi Atasan Atas Kinerja Bawahan | Sumber Situs Kita Lulus

Contoh ketika saya sempat diminta untuk membantu mengatasi masalah tingginya armada yang rusak di kantor. Atasan meminta saya untuk mengurusi masalah ini yang artinya saya harus menyelesaikan tepat waktu. 

Sebagai rasa tanggung jawab, saya menyelesaikan hal ini meski sempat mengganggu waktu libur. Namun saya senang atasan mengapresiasi ketika pekerjaan selesai dengan memberikan tunjangan lebih. 

Disini perusahaan paham bahwa ada hukum timbal balik. Jika ingin karyawan melakukan sesuatu dengan menuntut loyalitas maka seharusnya ada apresiasi yang bisa diberikan misalkan uang lembur, tunjangan, promosi jabatan dan sebagainya. 

Andaikata ini tidak terjadi, sebaiknya pikirkan ulang. Perusahaan seakan hanya mencari keuntungan pribadi di atas karyawan. Padahal karyawan sudah bersedia mengalihkan waktunya yang harusnya untuk istirahat, kumpul keluarga atau mengerjakan sesuatu diluar tugas utamanya. 

Ibarat kerja rodi atau Romusha, kita dipekerjakan secara berlebihan. Ini yang membuat karyawan menjadi tidak betah dan merasa dimanfaatkan oleh perusahaan. 

***

Loyalitas itu penting namun dalam porsi yang wajar. Bagi saya adakalanya perusahaan membutuhkan loyalitas karyawan seperti kebutuhan yang urgent. Namun perusahaan baik harusnya juga memberikan sisi lebih kepada karyawan seperti insetif, tunjangan atau apresiasi lainnya. 

Jangan sampai loyalitas kita pada perusahaan justru dimanfaatkan oleh oknum tertentu. Seandainya itu terjadi, tidak ada salahnya kita mencoba peruntungan di tempat lain. Masih banyak perusahaan yang menghargai kinerja karyawannya. Jangan sampai loyalitas mu membuatmu sakit atau depresi di kantor. 

Semoga Bermanfaat

--HIM--

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun