Menanam pohon bukanlah hal baru karena sejak sekolah hingga kerja sudah beberapa kali mengikuti kegiatan menanam pohon. Setidaknya ada 3 pengalaman yang berkesan yang masih ku ingat hingga saat ini.Â
Pengalaman pertama saat duduk semester 4. Saat itu ada mata kuliah Bisnis Internasional dan mahasiswa diminta membuat proyek bisnis secara berkelompok. Kami diberikan modal 500 ribu per kelompok untuk menjalankan bisnis dan harus dilaporkan pada akhir semester.
Berkutat mencari ide bisnis, kelompok saya memutuskan berbisnis Glamour (Gelang for Our Environment). Wuih judul bisnis nya aja unik, ya bisnis yang kami rintis menjual gelas dengan filosofi lingkungan dimana nantinya keuntungan bisnis akan dialihkan untuk aksi lingkungan seperti menanam pohon.Â
Saya ingat strategi marketing adalah selain menawarkan secara konvensional, kami juga menghasut calon konsumen dengan pandangan "Beli gelang berarti sudah jadi pahlawan lingkungan atau masa buat lingkungan gak mau ikut sumbangsih membeli Glamour".
Strategi ini berhasil dimana gelang yang kami cetak habis terjual, mendapatkan keuntungan lebih dari 1 juta bahkan meraih bisnis terbaik dalam mata kuliah tersebut.Â
Sesuai janji, keuntungan bisnis kami realisasikan dengan aksi tanam pohon di sekitar Bendungan Karangkates Malang. Lokasi ini dipilih karena ada anggota team yang memiliki kenalan sebagai pengelola lingkungan disana.Â
Pengalaman yang tidak terlupakan dari kegiatan ini, saya dan kelompok membeli bibit tanaman buah-buahan seperti rambutan, mangga dan juga pohon sengon di Tulungagung menggunakan motor.Â
Bayangkan kami membawa 4 karung besar berisikan bibit tanaman dengan 2 motor. Badan terasa remuk karena memeluk dan memangku karung besar tersebut dengan waktu perjalanan hingga 1,5 jam.
Pengalaman kedua ketika saya mengambil mata kuliah Politik Ekologi dimana saya mendapatkan pemahaman tentang kerusakan lingkungan atas pembangunan yang terjadi khususnya di negara-negara berkembang.