Bawahan ini ternyata sebelum berangkat ke kantor harus mengantarkan anaknya yang masih kecil ke rumah orang tua yang lokasinya cukup jauh. Ini karena ia dan suami sama-sama bekerja dan hanya mempercayakan kepada orang tua untuk menjaga buah hati.
Kondisi inilah yang membuatnya datang terlambat. Uniknya si atasan justru memperbolehkan anaknya dibawa ke kantor selagi bisa diawasi dan tidak mengganggu lingkungan kerja. Alhasil justru lingkungan kerja bisa ramah pada anaknya dan bahkan akrab dengan si anak.Â
Kondisi atasan yang berusaha berempati pada kondisi bawahan akan jadi anugerah tersendiri bagi si bawahan. Bisa jadi ketika kita bisa berempati pada kesusahan orang lain khususnya bawahan, bawahan merasa menemukan tempat kerja yang tepat dan merasa atasan adalah sosok malaikat di hatinya.Â
***
Rejeki bukan selalu dalam bentuk uang. Memiliki atasan yang humanis juga adalah rejeki tersendiri. Namun ketika kita menemukan atasan dengan tipe ini, janganlah justru memanfaatkan kebaikan si atasan.Â
Kita pun juga bisa jadi sosok atasan atau pemimpin yang mengutamakan sisi humanis dalam bekerja. Ini karena seperti hukum karma, jika kita berbuat baik maka kelak kita pun akan mendapatkan kebaikan yang sama di kemudian hari.Â
Apakah atasan sobat pembaca adalah sosok yang humanis atau justru galak pada bawahannya? Yuk sharing pengalaman di kolom komentar.Â
Semoga Bermanfaat
--HIM--
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H