Seandainya tetap ingin hadir di tempat ramai, lakukan scamming apakah ada titik yang lebih sepi untuk menikmati acara. Agak tidak lucu jika tiba-tiba kita pingsan atau menjerit karena panik ada di pusat keramaian. Selain akan jadi pusat perhatian yang lain, pastinya kita juga akan jadi malu sendiri.Â
2. Tentukan Lokasi Khusus Jika Terpencar
Di Bali kerapkali ada kegiatan massal yang dilakukan dalam durasi panjang atau bahkan hingga tengah malam. Semakin seru jika datang bersama teman, keluarga, orang spesial atau kelompok.Â
Sayang dalam kondisi ini kerap terjadi kita terpencar dari teman atau kelompok kita. Apalagi jika apes, gadget mati dan kita bingung dengan situasi sekitar. Selain akan membuat panik tentu saja rencana awal datang bersenang-senang malah berakhir runyam.
Saya selalu menerapkan cara ini untuk antisipasi jika terpencar atau ada anggota yang susah dilacak dan susah dihubungi. Misalkan jika ada yang terpencar, ketemuan di pintu masuk, parkiran, bar atau titik khusus. Agar memudahkan kita menemukan atau ditemukan oleh rombongan atau teman kita.Â
3. Amati Aktivitas Pengunjung Sekitar
Kadang ada aja pengunjung yang beraktivitas yang dapat memicu hal negatif. Misalkan di Bali, penjualan barang alkohol memang tidak dilarang. Kondisi ini kerapkali digunakan pengunjung untuk diam-diam membawa minuman alkohol di tengah acara keramaian.Â
Saya beberapa kali memergoki tamu yang sengaja menuangkan minuman alkohol ke botol minuman atau plastik agar bisa lolos pemeriksaan petugas acara. Ketika lolos, mereka sesukanya meminum alkohol di pusat keramaian.Â
Jika menemukan orang atau kelompok ini alangkah baiknya menghindar. Alasan utama ketika seseorang mabuk maka mereka tidak bisa mengontrol diri dan bahkan mudah terpancing emosi atau membuat keributan di lokasi acara.Â
Sudah sering melihat ada tamu mabuk berantem di pusat keramaian karena kondisi pikiran sudah tidak terkontrol. Emosi karena urusan sepele seperti tersenggol tamu lain, bertingkah konyol atau bercanda diluar batas.Â