Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Bahasa Indonesia Kian Berkembang, Generasi X Perlukah Beradaptasi?

30 Oktober 2022   07:19 Diperbarui: 1 November 2022   13:34 848
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Munculnya Istilah Baru Dalam Bahasa Indonesia | Sumber Lektur.id

Beberapa hari lalu seorang profesor wanita di kampus bercerita, 

"Sekarang banyak muncul istilah baru. Ibu pernah tanya ke anak, apa sih artinya kepo?"

"Itu dah ibu kepo," jawab si anak

"Lah kok ibu kepo," Si ibu profesor kian bingung

"Ya itu Ibu kepo ma istilah kepo," Si anak kian menjawab

Kami yang mendengar tertawa terbahak-bahak. Si profesor baru tahu bahwa kepo berarti rasa ingin tahu yang berlebihan.

Bagi generasi X (1965-1980) istilah sederhana generasi orang saat ini, istilah baru seperti lebay, kepo, gebetan, ambyar seakan masih terasa asing. 

Istilah baru ini diakui muncul sebagai bahasa gaul dan percakapan anak muda khususnya di kota besar dan mengalami penyebaran cepat melalui acara televisi, Youtube, sosial media maupun interaksi sosial lainnya. 

Munculnya Istilah Baru Dalam Bahasa Indonesia | Sumber Lektur.id
Munculnya Istilah Baru Dalam Bahasa Indonesia | Sumber Lektur.id

Artinya istilah pergaulan ini bisa saja akan mengalami perkembangan lagi dan bertambah tiap tahunnya. Sebenarnya apa saja yang melatarbelakangi perkembangan istilah baru ini? 

# Kemudahan Komunikasi

Generasi remaja zaman sekarang menyukai istilah yang tidak rumit dan lebih mudah ditangkap saat berkomunikasi. Meskipun ada padanan kata yang formal namun biasanya jika ada istilah yang lebih sederhana akan lebih mudah diterima bagi remaja. 

Komunikasi Lintas Generasi | Sumber Kilat.com
Komunikasi Lintas Generasi | Sumber Kilat.com

"Ciee, yang baru jadian."

"Gebetanmu mana, kok sendirian aja."

Kita sering mendengar istilah cie, gebetan maupu kok. Padahal istilah ini bagi generasi X terasa asing namun jika di definisikan maka istilah ini familiar di generasi X

Ciee yang dianggap sebagai istilah pujian atau menggoda terhadap lawan bicara. Gebetan berarti seseorang yang disukai atau ditaksir dan kok lebih ke sesuatu yang terasa janggal atau aneh. 

Munculnya istilah baru ini terasa sederhana dan lebih mudah diterima sehingga penyebaran dalam komunikasi generasi anak muda lebih cepat diterima. Coba bandingkan salah satu istilah ini. 

  • Gebetanmu mana? Atau 
  • Orang yang kamu taksir mana?

Jika disuruh 2 kalimat di atas mana yang lebih terlihat lebih enak dalam komunikasi maka istilah gebetan dirasa akan lebih banyak dipilih saat ini. 

# Istilah Baru Muncul sebagai Akronim

Generasi zaman sekarang sangat kreatif dalam menciptakan akronim atau singkatan atau gabungan kata yang dirasa lebih kekinian. Saya pun sempat bingung jika muncul istilah baru jika berkomunikasi dengan orang lain namun langsung geleng-geleng ketika tahu istilah itu hanyalah akronim. 

  • "Maksi (makan siang) dulu yuk!"
  • "Bomat (bodoh amat) dengan omongan tetangga."
  • "Malas ah, lagi mager (malas gerak) nih."

Kegiatan Mager di Rumah | Sumber Detik.com
Kegiatan Mager di Rumah | Sumber Detik.com

Justru akronim ini lebih praktis dan enak digunakan dalam interaksi sosial. Akronim baru terasa asyik dan terkesan mengikuti tren kekinian. Tidak jarang jika dulu banyak digunakan oleh anak muda di kota besar kini generasi muda di daerah kecil pun sudah menggunakan istilah ini dalam sehari-hari. 

Ibu saya yang generasi X pun kini suka menggunakan akronim ini jika berkomunikasi. Ternyata perlahan akronim ini dirasa menarik bagi generasi X dan perlahan juga menjadi bagian dari komunikasi sehari-hari. 

# Representasi Sesuatu Hal

Bagi generasi sekarang banyak hal yang terjadi di sekitar kita namun jika dikomunikasikan dalam bahasa formal atau baku terasa aneh. Inilah yang mungkin melatarbelakangi ada istilah baru yang berusaha merepresentasikan sesuatu hal yang menjembatani antara bahasa baku dan bahasa kekinian. 

  • Ah kamu tuh lebay banget dah
  • Ambyar hati ku karena diputusin
  • Julid banget sih kamu

Istilah lebay, ambyar, alay kerap saya dengar dalam sinetron atau Youtube. Kini sepertinya istilah ini lebih banyak digunakan daripada istilah baku. Perlahan istilah kekinian ini jadi bagian dari representasi emosi ketika berkomunikasi. 

Melihat sesuatu yang dianggap berlebihan cukup katakan lebay

Ada orang yang iri dengki cukup diganti dengan istilah julid

Dulu mungkin terasa aneh ketika berbicara dengan kata lebay dan julid. Kini ibu-ibu di grup arisan, bapak-bapak di tongkrongan pun sudah terbiasa bahkan fasih menggunakan istilah ini. 

Kadang saya masih tersenyum jika ada ibu-ibu atau bapak-bapak yang menggunakan kata lebay, julid, ambyar, Ciee dan sebagainya karena di zaman mereka muda pasti tidak ada istilah ini. Perlahan generasi X mulai bisa beradaptasi dan bahkan mengadopsi istilah ini dalam kegiatan sehari-hari. 

***

Istilah baru yang mulai tren di generasi remaja dan anak muda seperti cie, gebetan, bokap, mager, dan lainnya ternyata mengalami perkembangan yang cukup cepat. Bagi generasi X, awalnya istilah ini dianggap asing dan tidak lazim namun perlahan mulai terbiasa bahkan mengadopsi ke kehidupan sehari-hari. 

Ini pun terjadi pada lingkungan di sekitar saya. Ibu, tante, dan paman sudah sering mengatakan istilah ini jika diajak mengobrol. Sebuah tanda bahwa yang terdengar aneh mulai dianggap biasa dan formal. 

Saya pun menyambut baik istilah baru ini masuk dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang menandakan bahasa itu bersifat dinamis. Selalu ada perubahan dan penambahan yang mengikuti perkembangan jaman. 

Saya termasuk penulis yang berusaha menghindari penggunaan kata istilah baru dalam penulisan karena ada rasa mengganjal. Namun kini saya mulai ikut beradaptasi dan sejatinya istilah baru ini justru lebih asyik dan mudah dipahami saat berinterkasi. 

Bagaimana dengan Sobat Ambyar Kompasiana? 

Semoga Bermanfaat

--HIM--

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun