Jujur ketika melihat keluarga besar khususnya para wanita dewasa menggunakan pakaian kebaya selalu ada kesan berbeda. Mengingat ada beberapa pemasangan atribut yang agak rumit dan butuh bantuan orang lain sehingga di keluarga besar saya biasanya anak kecil akan dipasangkan kebaya dan atribut terlebih dahulu baru kemudian ke orang dewasa.
Jika para pria biasanya hanya butuh 15-30 menit untuk menggunakan pakaian tradisional, kondisi ini berbeda dengan kaum wanita. Mulai menggunakan kebaya, kamben, sanggul, aksesoris hingga berhias bisa lebih dari 30 menit bahkan berjam-jam. Apalagi jika penggunaan kebaya untuk momen khusus seperti pernikahan yang biasanya lebih detail dari aksesoris.
Usaha tidak akan mengkhianati hasil, pepatah yang menggambarkan bagaimana cantiknya wanita Bali jika sudah menggunakan kebaya. Ketika ada upacara keagamaan di Pura, wanita Bali akan berjalan anggun perlahan karena memang penggunaan kamben membuat gerak langkah tidak bisa lebar saat berjalan. Orang lain yang melihat sisi keanggunan dan keelokan dari cara berpakaian dan berjalan.
Jika ada yang bertanya apakah masyarakat Bali menganggap pakaian kebaya itu sebagai atribut penting?
Saya jawab iya, terlihat pemerintah daerah bahkan ingin menjaga tradisi berpakaian tradisional khususnya penggunaan kebaya sebagai bagian dari tradisi dan budaya Bali. Ini dibuktikan dengan munculnya kebijakan khusus tentang penggunaan busana adat di Bali.
Munculnya Peraturan Gubernur Bali No. 79 Tahun 2018 tentang Hari Penggunaan Budana Adat Bali dimana menetapkan setiap hari Kamis, hari purnama, tilem dan hari jadi Provinsi Bali serta Kabupaten/Kota dengan diwajibkan menggunakan busana bali. Bahkan aturan ini sudah diterapkan sejak 11 Oktober 2018 (Berita Selengkapnya Klik Disini). Namun bagi masyarakat Non Hindu akan dilakukan penyesuaian.
Keponakan saya yang beragama Kristen suka menggunakan pakaian busana Bali setiap kamis saat ke sekolah. Ini karena dengan menggunakan busana Bali seperti kebaya bagi para wanita ingin memperkuat bahwa kebaya telah menjadi warisan leluhur sejak lama.
Banyak gereja di Bali pada hari-hari tertentu menggunakan pakaian busana Bali. Contoh saat hari peringatan gereja di Tabanan, banyak bapak menggunakan baju safari dan wanita menggunakan kebaya.Â
Di acara wisuda pun para wanita kalangan mahasiswa, orang tua hingga tamu di Bali lebih senang menggunakan kebaya. Ini karena kebaya juga bisa melambangkan status sosial, menambah kepercayaan diri serta mengeluarkan aura kecantikan tersendiri.Â
Jangan kaget jika dalam acara resmi, salon kecantikan hingga persewaan busana bali banyak menerima orderan dari masyarakat.