Selain kasus perundungan, muncul juga stigma negatif dari orang sekitar kepada si mahasiswa tersebut.
- "Lah dia itu mah mahasiswa jalur khusus"
- "Kalau bukan orang kaya, gak mungkin dia masuk di kampus ini"
Ada kampus di mana mahasiswa yang masuk jalur mandiri memiliki nomor registrasi tersendiri.Â
Jadi kadang jika ada mahasiswa dari keluarga kaya, masuk melalui jalur mandiri dan selama perkuliahan dianggap lambat memahami materi. Entah kenapa mahasiswa lain langsung muncul pemikiran bahwa si mahasiswa ini mungkin masuk jalur belakang.
Artinya stigma ini kerap tercipta jika ada mahasiswa yang dianggap diterima di kampus dengan jalur istimewa.Â
Dampak secara psikis bisa diterima oleh si mahasiswa tersebut karena muncul penilaian sebelah mata dari orang sekitar atau dalam kasus ekstrim terjadi perundungan secara verbal maupun non-verbal.
4. Biaya Kuliah yang Lebih Mahal
Dulu saat kuliah, kampus menerapkan SPP Proporsional dan saling bantu. Mahasiswa dengan kondisi keuangan yang kurang mampu akan mendapatkan SPP gratis hingga berada di golongan 2.Â
Sebaliknya mahasiswa yang masuk melalui jalur mandiri akan mendapatkan SPP mulai dari golongan 3. Artinya biaya SPP mahasiswa kurang mampu akan disubsidi dari SPP mahasiswa jalur mandiri.
Contoh saat saya kuliah, SPP mahasiswa  S1 dari jalur mandiri mulai 2,4-4 juta (tahun 2000-an). Biaya ini lebih tinggi dibandingkan mahasiswa yang masuk jalur SNMPTN atau jalur beasiswa yang maksimal hanya membayar 1,7 juta per semester.
Secara tidak langsung mahasiswa jalur mandiri akan menyubsidi mahasiswa dari SNMPTN atau jalur beasiswa. Biaya kuliah tinggi ini akan menjadi sesuatu yang harus siap diterima oleh si mahasiswa.
***