Hari ini rekan kerja yang merupakan ibu dengan anak kelas 2 SD membagikan prestasi anaknya. Meraih medali emas untuk lomba Sains serta perak untuk matematika. Prestasi tingkat nasional yang patut dibanggakan.Â
Selain itu sebenarnya saya takjub karena prestasi si anak tidak hanya dari sisi akademisi namun juga non akademis. Juara menyanyi dan menggambar adalah pembuktian lain dari si anak.Â
Saya sempat mengobrol singkat bagaimana dirinya bersama suami mendidik anak agar bisa berprestasi. Apakah memasukan si anak ke bimbingan belajar?Â
Jawaban sederhana namun menginspirasi. Dunia anak adalah bermain dan mencari kesenangan. Mengikutkan anak dalam Bimbel di usia yang masih belia akan membuat waktu anak dihabiskan untuk urusan belajar.Â
Ternyata pola asuh bisa jadi cara tepat mendidik anak menjadi sosok berprestasi. Beberapa hal ini mungkin bisa jadi cara inspirasi bagi orang tua agar bisa mendidik anak berprestasi.Â
# Mindset Anak Pintar Dari Orang Tua Cerdas
Mungkin akan banyak yang Pro dan Kontra terhadap pernyataan ini. Namun kita coba menganalisa dari sisi positif.Â
Rekan kerja saya ini menerapkan mindset orang tua harus juga pintar dan cerdas seperti anaknya. Jika memiliki finansial cukup, sebaiknya orang tua menempuh pendidikan yang tinggi. Agar kelak ia bisa jadi inspirasi bagi si anak.Â
Contoh rekan saya ini, suami dan istri meraih gelar S2. Mereka memotivasi si anak agar kelak bisa juga meraih gelar S2 atau bahkan melebihi orang tuanya. Secara tidak langsung, cara ini menanamkan mindset bahwa pendidikan itu penting untuk masa depan.Â
Disisi lain kita tahu bahwa perkembangan ilmu pengetahuan sangat cepat. Kadang anak yang bingung dengan suatu mata pelajaran pasti akan bertanya ke sosok terdekat yaitu orang tua atau kakak di dalam keluarga.Â
Akan aneh rasanya jika si anak bertanya mata pelajaran dan sebagai orang tua justru tidak bisa membantu kesulitan si anak.Â
Saya ingat ketika keponakan bertanya pelajaran sains yang menurutnya agak membingungkan. Saya kaget karena materi sains yang dulu saya dapat saat SMP justru sudah di ajarkan di SD. Beruntung saya masih mengingat materi tersebut dan bisa membantu.Â
Disini peran orang tua sangat penting. Sebisa mungkin orang tua harus update informasi dan mengetahui materi pelajaran yang tengah di hadapi si anak.Â
Ada orang tua yang sengaja membaca buku pelajaran anak lebih dulu daripada si anak. Tujuan agar si orang tua sudah mempersiapkan jawaban seandainya si anak mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran.Â
# Mainkan Kuis Sederhana Untuk Anak
Rekan kerja saya ini sering terlihat menyiapkan beberapa soal pertanyaan buat si anak. Ternyata teman saya ini sering mengasah pengetahuan si anak dengan memberikan kuis. Tentu akan ada hadiah yang dipersiapkan jika anak bisa menjawab kuis dengan benar.Â
Postingan video WhatsApp ketika si anak diberi pertanyaan tentang hewan-hewan dalam bahasa inggris. Si anak bisa menjawab dengan tepat. Akhirnya sebagai hadiah, saat akhir pekan si anak diajak liburan ke tempat yang ia suka.
Cara ini bisa diterapkan oleh orang tua saat ini. Memberikan kuis sederhana untuk merangsang anak untuk belajar dan memberikan hadiah sebagai apresiasi.Â
Hadiah bisa berupa makanan yang disukai, diperbolehkan main game console, diajak liburan atau dibuatkan masakan kesukaan si anak.Â
Saya percaya anak yang terlihat menikmati permainan kuis sederhana dari orang tuanya akan tidak sabar menunggu permainan selanjutnya. Bisa jadi anak jadi lebih giat belajar agar bisa menjawab kuis untuk mendapatkan hadiah.Â
# Filter Tontonan Anak
Prestasi anak bisa dipengaruhi dari informasi apa yang mereka terima setiap hari. Salah satunya melalui tontonan anak.Â
Saat saya berkunjung ke rumah teman SD, saya melihat anaknya sudah begitu asyik menonton kartun berbahasa inggris tanpa subtitle. Ternyata teman saya sengaja menstimulus anak agar familiar dengan bahasa asing sejak dini. Apalagi teman saya ini juga merupakan pengajar bahasa inggris.Â
Orang tua perlu melakukan filterisasi terhadap tontonan anak. Jangan sampai si anak lebih suka menonton acara gosip, acara settingan, drama percintaan dan sebagainya.Â
Ada banyak tontonan edukasi yang bisa diberikan pada anak seperti Si Unyil, Nussa Official, National Geographic Kids, Cocomelon dan lain sebagainya.Â
Tontonan yang sarat memberikan edukasi pada penonton akan lebih mudah diserap pada otak anak. Bahkan bisa jadi wawasan mereka selangkah lebih maju dibandingkan anak seusianya.
# Lakukan Wisata Edukasi
Ini cara mengedukasi anak dengan wisata yang menyenangkan. Anak tentu senang jika diajak berwisata. Sebagai orang tua, kita bisa mengajak anak ke tempat-tempat yang memberikan wawasan baru pada mereka.Â
Contoh di Kota Batu, Jawa Timur terdapat The Bagong Adventure Museum Tubuh. Disini anak memahami anatomi tubuh manusia secara detail dan mengetahui fungsinya. Apa saja panca indera manusia serta apa fungsinya? Berapa jumlah gigi manusia dan banyak informasi lainnya.Â
Jika tengah berwisata ke Yogyakarta, tidak ada salahnya mengajak anak ke Taman Pintar Yogyakarta. Disini anak bisa belajar tentang sains sederhana serta memberikan informasi tentang tata surya. Bisa jadi kelak memunculkan cita-cita menjadi peneliti atau astronot.Â
Saya yakin di setiap daerah ada wisata edukasi yang bisa dikunjungi seperti museum, candi, prasasti atau perpustakaan. Mengajak anak bermain ke tempat ini selain membuat anak senang, ada tambahan edukasi yang mereka terima selama berwisata.Â
***
Mendidik anak berprestasi ternyata tidak harus melibatkan anak pada bimbingan belajar. Ini karena dunia anak yang masih membutuhkan momen bermain, keceriaan dan sesuatu yang tidak serius.Â
Belajar pada pola asuh yang diterapkan teman saya dalam mendidik anak dengan cara menyenangkan bisa untuk dicoba. Harapannya dengan cara yang menyenangkan, anak belajar hal-hal baru tanpa paksaan dan justru terekam dalam memori otak jangka panjang.Â
Semoga Bermanfaat
--HIM--
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H