Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Ketika Atasan Perlu Menghargai Kinerja Bawahan

20 Agustus 2022   10:47 Diperbarui: 20 Agustus 2022   13:30 1031
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Program Khusus Untuk Karyawan Terbaik | Sumber: Yippy

Pada sebuah sesi interview, saya sempat bertanya pada seorang kandidat pelamar kerja terkait mengapa resign dari perusahaan sebelumnya.

Jawaban si kandidat membuat saya ikut introspeksi diri. Dirinya mengatakan atasan di perusahaan sebelumnya seakan tidak menghargai kinerja yang dilakukan anak buah termasuk dirinya. 

Kerap kali mendapatkan tugas tambahan hingga pulang telat. Jangankan mendapatkan uang lembur atau kenaikan gaji, ucapan terima kasih saja jarang terlontar.

Saya akui dalam dunia kerja terdapat hierarki yang cukup jelas. Ada yang bertindak sebagai atasan yang memiliki wewenang dalam membuat keputusan, mengevaluasi kinerja bawahan, memberikan tunjangan kinerja hingga merekrut atau bahkan memberhentikan bawahan.

Di sisi lain bagi yang berada di posisi bawahan harus siap menerima dan mengikuti instruksi dari atasan. 

Tidak hanya itu bawahan juga harus memiliki mental kuat karena ada banyak atasan kerja dengan karakter tempramen, suka memerintah berlebihan, tidak mau disalahkan hingga pelit kepada bawahan.

Saya menyadari bahwa ada orang yang berubah sifat ketika sudah menjadi atasan. Dari semula ramah dan mudah berbaur dengan siapa saja kemudian berubah ingin dihargai, suka menyalahkan orang lain serta merasa dirinya paling benar saat berpendapat. 

Sebagai bahan introspeksi diri, setidaknya bagi pembaca yang saat ini diberi kesempatan menjadi atasan atau bahkan pemilik usaha yang mempekerjakan orang lain. 

Bentuk Apresiasi Terhadap Kinerja Bawahan | Sumber Situs Universitas Ciputra
Bentuk Apresiasi Terhadap Kinerja Bawahan | Sumber Situs Universitas Ciputra

Tidak ada salahnya kita perlu juga menghargai kinerja bawahan. Jika bingung harus bertindak seperti apa, mungkin beberapa hal ini bisa jadi pertimbangan.

# Tetap Terapkan Salam, Sapa Dan Bertanya Personal

"Duh, sombong amat, Gak mau menyapa anak buahnya"

Komentar ini sering terucap dari staf ketika memiliki atasan yang cuek dan seakan tidak ramah pada bawahan. 

Sebenarnya salam, sapa dan bertanya secara personal tidak mengeluarkan biaya serta menghabiskan banyak waktu. Namun justru akan memberikan dampak positif dalam lingkungan kerja.

  • Hi, apa kabar kalian semua?
  • Selamat pagi semua
  • Apa ada kendala terkait pekerjaan? Jika ada, jangan sungkan untuk sharing kendala dengan saya

Bayangkan jika ada atasan dengan ramah mengucapkan hal ini pada kita sebagai bawahan. Tentu hati kita jadi adem, merasa memiliki atasan yang baik serta tidak merasa besar karena jabatan.

Saya pernah memiliki atasan seperti ini yang selalu menyapa bawahan saat baru sampai di kantor. Bahkan tidak hanya menyapa, terkadang beliau membawa makanan untuk dibagikan kepada orang-orang kantor.

Kami bersyukur dan merasa senang memiliki atasan seperti beliau. Ini karena tuntutan kerja yang bikin stres namun terobati dengan atasan yang baik, ramah dan peduli pada staf.

# Terapkan Kumpul Bersama Di luar Jam Kerja

Di kantor, saya adalah atasan namun di luar kita adalah teman. Prinsip sederhana namun mengajarkan bahwa kita perlu adaptasi di mana pun berada dan apapun kondisinya.

Saya berusaha menerapkan hal ini. Bahkan uniknya, saat saya penempatan di Pasuruan, Jawa Timur. Mayoritas staf berusia muda sekitar 24-27 tahun. Saat itu usia saya masih 29 tahun artinya tidak terlalu selisih jauh.

Di kantor, kami bekerja profesional namun ketika selesai jam kerja. Staf di kantor mengajak saya untuk nongkrong di kedai kopi untuk mengobrol santai. 

Kumpul Bersama Dengan Rekan Team | Sumber Entrepreneur Camp
Kumpul Bersama Dengan Rekan Team | Sumber Entrepreneur Camp

Saya mengiyakan ajakan mereka dan ternyata rasa kekeluargaan semakin terasa. Kita bisa tertawa lepas dan bahkan sharing pengalaman yang jarang terjadi saat di jam kerja. 

Momen seperti ini terkesan sederhana namun akan dirindukan jika kelak ada yang pindah kerja atau mutasi.

Ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk sekedar kumpul di luar jam kerja, salah satunya menjalankan hobi bersama. Contoh teman saya yang merupakan kepala distribusi suka nimbrung bermain game online di kedai dekat kantor saat jam istirahat.

Jika suka olahraga, tidak ada salahnya latihan bersama seperti main futsal, bulu tangkis, tenis meja dan sebagainya. Bukan hal mustahil bahkan bisa muncul team olahraga yang bisa terlibat dalam sebuah turnamen. Bawahan akan mengapresiasi atasan yang berbaur dengan bawahan di luar jam kerja.

# Traktir Bawahan Jika Ada Kesempatan

Bagi yang kini berada di posisi atasan, pernahkah mengajak bawahan atau team divisi untuk nongkrong atau sekedar makan siang bersama?

Atasan Yang Mentraktir Bawahan | Sumber Shutterstock via Kompas.com
Atasan Yang Mentraktir Bawahan | Sumber Shutterstock via Kompas.com

Jika tidak pernah, ada kemungkinan bawahan akan merasa kita terlalu pelit pada bawahan. Padahal cara ini bisa sebagai bentuk pemberian apresiasi sederhana pada bawahan.

Diajak makan bakso atau sekedar ngopi bersama di kantin kantor pun bawahan sudah sangat senang. Apalagi jika acara tersebut di traktir oleh atasan. 

Tujuan traktir sederhana semacam di atas bukan hanya sebagai upaya membangun komunikasi diantara atasan dan bawahan namun juga bisa disisipkan dengan ucapakan apresiasi sederhana kepada bawahan karena sudah membantu selama ini.

"Terima kasih ya sudah bekerja keras di divisi kita. Hari ini saya yang traktir dah."

Bawahan yang baik pasti tidak akan mempersoalkan nominal atau hitung-hitungan acara traktiran dari atasan. Diajak kumpul plus dapat konsumsi gratis aja sudah pasti menjadi berkah tersendiri. Disisi lain, atasan pun mendapatkan citra positif di mata bawahannya.

# Adakan Reward Khusus Untuk Bawahan

Staf yang sudah memberikan kontribusi terbaik sebaiknya mendapatkan apresiasi dalam bentuk reward atau hadiah. Inilah yang beberapa waktu lalu saya terapkan untuk divisi distribusi.

Program Khusus Untuk Karyawan Terbaik | Sumber: Yippy
Program Khusus Untuk Karyawan Terbaik | Sumber: Yippy

Saya sengaja membuat program pemilihan Driver of the Month untuk sopir di divisi pengiriman yang telah bekerja keras dalam mendistribusikan barang ke konsumen. 

Saya merasa tanpa peran mereka, pasti akan ada banyak komplain dari customer karena barang tidak dikirim tepat waktu.

Ternyata ada program ini ditambah adanya hadiah bagi para pemenang (dipilih 4 driver terbaik) ternyata membuat mereka berusaha memberikan yang terbaik pada perusahaan.

Bahkan beberapa hal yang semula dipermasalahkan seperti kunci mobil yang kerap ditinggalkan di armada saat selesai pengiriman, pengambilan barang yang tidak rapih serta sering terlambat saat pengiriman bisa berubah lebih rapih dan terarah.

Alhasil reward yang diberikan kepada 4 sopir terbaik ini membuat mereka merasa kinerjanya dihargai oleh manajemen. Bahkan yang mendapatkan peringkat pertama hingga menitikkan air mata karena terharu dan tidak menyangka bisa jadi yang terbaik serta mendapatkan hadiah yang lumayan dari perusahaan.

Sebaiknya kita juga bisa merancang program reward kecil-kecilan untuk staf yang sudah memberikan kontribusi lebih pada perusahaan misalkan akan mengajak mereka pergi liburan, mengadakan acara barbeque saat akhir pekan atau memberi hadiah khusus kepada staf yang dianggap memiliki performa baik.

***

Jika kita saat ini dipercaya sebagai atasan karena proses karir pastinya pernah merasakan sebagai staff bawahan. Ada harapan agar atasan bisa mengapresiasi kinerja, bersikap loyal dan tidak kaku pada bawahan. 

Belajar pada kasus di mana banyak karyawan yang memilih resign dari tempat kerja karena merasa tidak nyaman dengan atasan serta tidak ada apresiasi lebih atas kinerjanya.

Bersikap baik pada bawahan tentu akan memberikan keuntungan jangka panjang. Selain bawahan menjadi lebih nyaman, berusaha memberikan kontribusi terbaik versi mereka juga bersyukur mendapatkan atasan yang baik. 

Cara sederhana di atas bisa jadi referensi bagi pembaca yang bingung bagaimana menjaga hubungan baik dengan bawahan serta membuat bawahan nyaman dengan lingkungan kerjanya. 

Misalkan manager berharap kinerjanya diapresiasi oleh direktur mengapa sang manager juga menerapkan sama untuk memberikan apresiasi kepada staf yang sudah berkontribusi dengan baik.

Semoga Bermanfaat

--HIM--

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun