3. Anak Berkontribusi Terhadap Pengeluarannya
Pernahkah pembaca yang sudah berstatus orang tua mengajarkan anak menabung untuk membeli barang kesukaannya?Â
Jika tidak pernah, sebaiknya cara ini bisa diterapkan. Saya pun dulu menerapkan cara ini. Ketika orang tua memberikan uang jajan, ia diminta menyisihkan sebagian untuk ditabung.Â
Kelak jika ada barang yang saya inginkan, saya bisa membelinya dari uang tersebut. Saat itu saya tertarik dengan sebuah jaket. Perlahan saya menabung dari uang jajan. Setelah tabungan terkumpul dan dirasa cukup, saya gunakan untuk membeli jaket tersebut.Â
Jujur ada rasa senang dan bangga bisa membeli barang idaman hasil dari tabungan sendiri. Rasanya ingin dijaga dengan baik bahkan sebisa mungkin jangan cepat rusak.Â
Inilah pentingnya mengajarkan anak untuk berkontribusi untuk membeli kebutuhannya. Orang tua hanya support, misalkan hanya setengah harga dan kekurangannya harus dari usaha si anak untuk menabung.Â
Niscaya ketika barang terbeli dengan menggunakan uang pribadi si anak, anak jauh lebih menghargai. Ini karena ada hasil jerih payah dirinya untuk mendapatkan barang tersebut.Â
Bandingkan jika barang dibeli sepenuhnya oleh orang tua. Si anak cenderung menyepelekan bahkan bersikap seenaknya. Sehingga barang cepat rusak karena ia merasa tidak berkontribusi saat membeli. Pikiran si anak, jika barang rusak pasti nanti akan dibelikan lagi oleh orang tuanya.Â
4. Ajarkan Anak Sebagai Wirausahawan Cilik
Bagi orang tua yang memiliki kondisi uang pas-pasan mungkin merasa berat jika pengeluaran anak tergolong besar. Namun kita bisa mendidik anak sebagai calon wirausahawan.Â