Banyak pendaki yang sudah meniatkan diri merayakan kemerdekaan di Puncak Gunung Batur. Luar biasa ketika matahari terbit, pendaki langsung bernyanyi lagu kemerdekaan dan berfoto dengan atribut sama.Â
Bahkan pendaki asing juga ikut larut dengan momen ini dengan mendengarkan lagu serta ikut berfoto dengan atribut dari pendaki lokal. Suasana yang belum tentu bisa dirasakan setiap saat.Â
Kesan Kelima : Merasakan Hasil Perkebunan Warga
Di awal pendakian, saya melewati perkebunan warga yang ditanami bawang, kubis, tomat, dan cabai.Â
Saat turun pendakian, saya melihat sepasang suami istri, warga lokal sekaligus pemilik kebun yang tengah menyirami perkebunan tomatnya.Â
Iseng saya bertanya bisakah saya membeli hasil kebun tomat karena banyak yang matang di pohon. Ternyata diperkenankan dengan harga 6ribu/kilo. Saya membayar 15 ribu rupiah untuk 2,5 kilo tomat segar.Â
Tidak terduga justru saya diberikan hampir setengah kresek. Jumlah yang lebih banyak dari yang saya pesan. Namun sepasang suami istri ini sengaja memberikan lebih kepada saya.Â
Beruntung sekali saya bisa membeli langaung hasil kebun warga. Tomat yang segar dan pastinya ibu saya akan senang dan kaget karena membawa tomat cukup banyak.Â