Saya sempat bertanya dengan penyedia ojek trail terkait biaya ojek. Seorang pengojek mengatakan tarif sekitar Rp. 250-350 ribu untuk naik dan Rp. 150-250rb untuk turun.Â
Pendaki asing umumnya akan dikenakan tarif maksimal. Untuk pendaki lokal masih dimungkinkan untuk negosiasi. Wow, lumayan juga tarifnya. Namun sebanding karena akan diantarkan hingga di ketinggian 1.600-an meter.Â
Pendaki hanya perlu mendaki sekitar 15 menit saja menuju puncak. Sangat direkomendasikan bagi yang ingin segera mencapai puncak dan mengejar momen sunrise di puncak Gunung Batur.Â
Kesan Ketiga : Estimasi Waktu Pendakian Diluar Perkiraan
Jika menggunakan jalur Pasat Agung, saya sudah bisa memperkirakan 1,5 jam menuju puncak. Namun via Toya Bongkah, perkiraan saya meleset jauh.Â
Jika saat di parkiran diinfokan bahwa waktu pendakian hanya 1 jam. Nyatanya 1,5 jam baru sampai pos pertama. Ini karena banyak waktu terbuang untuk menerka-nerka rute pendakian.Â
Saat di pos satu pun diinfokan hanya tersisa 15 menit saja ke puncak. Sekali lagi saya merasa kecewa karena ke puncak masih butuh 1,5 jam. Meski jalur aman buat pendaki namun karena menanjak di jalan tanah yang tidak rata serta berkelok-kelok membuat badan cepat terasa capek.Â
Berulang kali saya butuh waktu istirahat untuk mengatur nafas dan minum. Kaki juga terasa mulai pegal karena mendaki cukup lama. Tidak dipungkiri kesan mendaki sesungguhnya akan terasa di jalur ini.Â
Tepat pukul 05.15 WITA saya tiba di puncak Gunung Batur. Lebih dari 3 jam untuk menuju puncak dan beruntung masih ada waktu tersisa menunggu matahari terbit.Â
Kesan 4 : Antusias Pendaki Merayakan HUT RI
Bayangkan banyak pendaki yang membawa bendera, atribut merah putih, membuat kaos khusus bahkan membawa sound sistem kecil untuk memutar lagu kemerdekaan.Â