Di keluarga besar, tante Putu dikenal adalah sosok wanita yang modis karena selama ini terbiasa kehidupan masyarakat di Ibukota dan berasal dari keluarga yang tergolong mampu. Namun saya justru mendapatkan kabar bahwa beberapa tahun belakangan ini, ia memberikan perhatian lebih terhadap perlindungan dan keselamatan anjing terlantar di sekitar Bali.
Tergabung dalam komunitas Bali Dog Lover atau pencinta anjing Bali, tante Putu mendedikasikan hidupnya untuk mencari dan memberikan bantuan pada anjing terlantar di sekitar daerah Denpasar, Tabanan, Badung dan Gianyar.
Apa yang muncul di benak pembaca seandainya bertemu dengan anjing di jalan dalam kondisi penyakitan, kurus, kotor, dan mengeluarkan bau tidak sedap?
Saya yang kini tinggal di Bali sudah sering melihat anjing dengan kondisi seperti ini. Jujur saya masih seperti orang umumnya yang lebih suka menghindar jika bertemu anjing seperti ini. Jika ingin membantu, paling dengan sekedar memberikan makanan agar bisa dimakan oleh si anjing.
Tante Putu justru berbeda, dirinya justru menganggap anjing telantar ini sebagai anggota keluarga yang terabaikan. Sebagai anggota keluarga maka sebisa mungkin ia akan memperlakukan si anjing dengan baik.
Memberikan si anjing tersebut makanan, minuman, obat khusus bahkan diadopsi. Keluarga saya bahkan pernah secara tidak sengaja melihat tante Putu yang rela dari Gianyar (tempat tinggalnya) ke Tabanan yang berjarak lebih dari 20 kilometer hanya untuk memberikan makanan dan pertolongan kepada seekor anjing terlantar.
Ternyata banyak warga yang tahu bahwa tante Putu sebagai pemerhati anjing terlantar sering menginformasikan jika melihat ada anjing yang butuh perhatian khusus. Berbekal informasi inilah, dirinya akan mencari langsung keberadaan si anjing dan berusaha memberikan bantuan sebisa mungkin.
Ada beberapa alasan mengapa banyak anjing terlantar di Bali. Bagi masyarakat Bali, memelihara anjing bukan hanya sebatas hobi namun juga menjadikan anjing sebagai penjaga lingkungan rumah. Rumah akan terasa lebih aman karena si anjing secara nalurinya akan menggonggong jika melihat orang asing di sekitar rumah atau melindungi si majikan dari orang jahat.
Namun permasalahan muncul ketika si anjing tumbuh dewasa dan berkembang biak. Dari hanya memiliki 1 anjing betina atau sepasang anjing untuk dipelihara justru jumlah anjing bertambah karena proses reproduksi. Akhirnya si pemilik merasa tidak sanggup jika merawat anjing terlalu banyak. Alhasil anjing ada yang diberikan pada orang lain, dibuang atau terlantar karena dirawat dengan tidak maksimal.
Selain itu ada juga kasus dimana masyarakat memelihara anjing saat masih kecil karena terkesan lucu dan menggemaskan. Namun hobi memelihara mulai berkurang ketika si anjing tumbuh dewasa dan sudah tidak menggemaskan lagi. Ironisnya ketika si anjing tumbuh dewasa justru di buang oleh pemiliknya.