# Generasi X Suka Kepraktisan Dan Enggan Beradaptasi Hal Baru
Kita tidak bisa menutup mata ketika saat banyak pengguna gadget sudah menggunakan WhatsApp untuk berkomunikasi namun generasi X merasa hal tersebut tidak praktis. Baginya lebih mudah menghubungi seseorang melalui telepon atau SMS.
Meskipun kita sudah menyampaikan penggunaan WhatsApp lebih efisien, modern, dan banyak fitur pendukung nyatanya generasi X tetap ribet karena harus mengunduh aplikasi, memasukan nomor pengguna, tulisan di hp yang kecil dan tidak memahami fitur seperti emoticon pada layar telepon.
Saya menilai tantangan terbesar karena generasi X enggan untuk beradaptasi dengan hal baru. Mereka merasa jika sudah nyaman dengan satu layanan atau teknologi, untuk apa lagi belajar hal baru.
Mirip ketika gadget mengalami perkembangan dari semula masih banyak menggunakan Keypad untuk mengetik angka/huruf dan beralih ke touchscreen dimana tidak ada lagi Keypad pada layar Gadget butuh usaha keras agar orang tua belajar dan menguasai perubahan tersebut.
Generasi X merasa di usianya bukan lagi masa tepat untuk belajar hal baru apalagi terkait perkembangan teknologi. Hal kepraktisan lebih dicari.
Mengenalkan Metaverse dimana menghadirkan kemajuan teknologi di dunia maya secara virtual akan susah diperkenalkan kepada generasi X yang enggan belajar hal baru.Â
Tradisi Dan Kepercayaan Yang Telah Mengakar Di Generasi X
Salah satu bentuk kemajuan Metaverse adalah hadirnya permainan Virtual Reality (VR) yang seakan kita merasakan sensasi nyata sebagai aktor di dalam permainan.
Saya ketika melihat seseorang bermain VR, reaksi orang tersebut seperti nyata. Contoh saat bermain permainan nuansa horor, si pemain berteriak histeris karena dirinya merasa bertemu sosok hantu.Â
Padahal kita yang melihat dirinya hanya diam di tempat dan asyik menggunakan peralatan VR.