Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Pekerjaan Rumah PBSI Untuk Melahirkan Next Susy Susanti

9 Juli 2022   21:55 Diperbarui: 9 Juli 2022   22:00 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Performa PV Shindu Sebagai Atlet Putri Bulutangkis Andalan India | Sumber Indosport

Prestasi bulu tangkis Indonesia memang fluktuatif. Kadang menciptakan prestasi gemilang namun juga pernah paceklik gelar. Prestasi medali emas di ajang Olimpiade Tokyo 2022 yang ditorehkan pasangan ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu. 

Bahkan bulutangkis menjadi olahraga andalan yang berpeluang besar meraih emas di ajang Olimpiade.

Disatu sisi kita juga pernah menelan pil pahit dimana Indonesia paceklik gelar. Baru-baru ini pada ajang Indonesia Open 2022, Indonesia sebagai tuan rumah justru tidak ada perwakilan Indonesia berhasil keluar sebagai pemenang. 

Saya merasa sektor tunggal putri Indonesia saat ini masih menunjukan performa stagnan.

Susy Susanti Paska Pensiun Dalam Ajang Turnamen Bulutangkis | Sumber Riauterbit.com
Susy Susanti Paska Pensiun Dalam Ajang Turnamen Bulutangkis | Sumber Riauterbit.com

Bandingkan pada tahun 1980 sampai 1990-an, sektor tunggal putri Indonesia sangat diperhitungkan bahkan ditakuti oleh pesaing. Susy Susanti, Mia Audina, Ivanna Lie, hingga Verawaty Wiharjo adalah sederet pemain tunggal putri yang sudah mampu memberikan prestasi terbaik di ajang internasional.

Prestasi bulutangkis Indonesia untuk kategori tunggal putri justru disalip oleh India dan Spanyol. Negara Non Unggulan namun seiring waktu menunjukan taringnya bahkan menjadi ancaman bagi negara unggulan. 

Selama ini hegemoni bulutangkis putri masih di dominasi oleh Cina, Korea Selatan, Indonesia, Malaysia dan Thailand. Ini karena negara-negara ini sering muncul sebagai juara dalam ajang internasional.

Carolina Marlin adalah pemain tunggal putri Spanyol yang hadir memberikan warna baru. Hadirnya Carolina Marlin menjadi peraih medali emas pada Olimpiade Rio 2016 membuktikan bahwa Spanyol mulai memiliki atlet bulutangkis yang bisa diandalkan. Seperti yang kita tahu kekuatan bulutangkis khusus di kawasan Eropa masih di dominasi oleh Denmark serta Jerman.

Pusarla Venkata Sindhu serta Saina Nehwal, pemain tunggal putri asal India juga menjadi bukti bahwa Asia Selatan mulai menjadi pesaing baru dalam ajang ini. Prestasi terbaik Pusarla Venkata Sindhu adalah meraih medali perak pada Ajang Olimpiade 2016 Rio de Janeiro serta Perunggu pada Olimpiade 2020 Tokyo. Peringkat dunia terbaik yang ditorehkan menjadi peringkat kedua di tahun 2017.

Disisi lain ada juga sosok Saina Nehwal pernah menjadi peringkat 1 pemain putri terbaik dunia di tahun 2015 serta memperoleh medali perunggu pada ajang Olimpiade 2012 di London, Inggris. Dulu saat ingat saat Nehwal bermain di ajang Olimpiade, saya memiliki keyakinan dirinya akan menjadi atlet bersinar di India. Ternyata dugaan saya tidak keliru.

-- Apa Kekurangan dan Pembenahan Atlet Bulutangkis Tunggal Putri di Indonesia--

Ini berdasarkan pengamatan saya, sebenarnya Indonesia memiliki banyak atlet putri namun lebih berkutat pada sektor ganda baik ganda putri maupun campuran. 

Liliyana Natsir yang mengharumkan Indonesia karena prestasi meraih medali emas bersama Tontowi Ahmad pada Olimpiade 2016 Rio de Janeiro serta Greysia Polii dan Apriyani Rahayu di Ganda Putri pada Olimpiade 2020 Tokyo bukti bahwa atlet Indonesia masih memiliki taring di sektor ganda. 

Namun belum ada prestasi serupa setelah Susy Susanti menggantungkan raketnya. Ada kerinduan melihat prestasi bulutangkis putri Indonesia bisa menorehkan prestasi terbaik di kancah internasional. 

Dalam hati sempat bertanya, mungkinkah kelak terlahir penerus Susy Susanti di tanah air? 

Tidak ada yang mustahil, harapan ini pasti bisa terjadi. Setidaknya ada beberapa Pekerjaan Rumah (PR) yang harus dituntaskan oleh PBSI maupun Pelatnas untuk menciptakan atlet putri berprestasi. 

Pertama, Jangan Terfokus Pada Kekuatan Cina. Tidak dipungkiri Cina masih menjadi negara adidaya dalam menghasilkan atlet putri terbaik. Namun bagi saya, PBSI maupun Pelatnas harus mulai belajar dari India dan Spanyol. 

Performa PV Shindu Sebagai Atlet Putri Bulutangkis Andalan India | Sumber Indosport
Performa PV Shindu Sebagai Atlet Putri Bulutangkis Andalan India | Sumber Indosport

Kemunculan atlet putri bulutangkis dari India dan Spanyol dan berhasil menunjukan prestasi sekuat Cina ataupun Korea Selatan menjadi tanda bahwa ada metode pelatihan khusus yang tidak biasa. 

Indonesia perlu juga belajar pada negara Non Unggulan seperti India dan Spanyol namun bisa menandingi negara Unggulan. 

Kedua, Menciptakan Teknik Latihan Baru. Saya ingat dulu saat sekolah memiliki teman atlet putri bulutangkis. Dirinya bercerita memiliki trik latihan khusus yaitu suka latihan dengan atlet putra. 

Ini karena atlet putra memiliki stamina dan fisik di atas dirinya. Untuk itulah ia ingin melatih kemampuan fisik dan stamina dengan tanding dengan pemain pria. 

Seiring waktu, latihan ini memberikan dampak bagus apalagi jika dirinya harus melakoni pertandingan panjang. Ia jadi bisa mengatur stamina dan mampu meladeni musuh dengan baik. 

Tidak ada salahnya kedepan ada upaya seperti ini yang diterapkan sejak atlet berusia muda. Ketika fisik dan stamina terbentuk, saya yakin atlet putri Indonesia siap menghadapo negara unggulan dan bisa menoreh prestasi lebih baik. 

Ketiga, Mengubah Mindset Orang Tua Untuk Menghasilkan Atlet Muda. 

Saat ini masih banyak orang tua yang ragu memasukan anak putrinya dalam klub bulutangkis atau menjadi atlet. 

Penyaringan Atlet Cilik Dalam Ajang Bulutangkis | Sumber Tribun Jateng
Penyaringan Atlet Cilik Dalam Ajang Bulutangkis | Sumber Tribun Jateng

Pemikiran bahwa masa depan atlet tidak menjanjikan, ketakutan melepas putri kesayangan jauh dari orang tua, khawatir akan terjadi hal tidak diinginkan jika tinggal di asrama atlet, khawatir susah mendapatkan jodoh saat dewasa karena waktu banyak dihabiskan untuk berlatih dan sebagainya. 

Tantangan ini yang kadang membuat susah menjaring atlet putri potensial sedari dini. PBSI perlu membantu memberikan edukasi pada orang tua bahwa kekhawatiran tersebut tidak akan terjadi. 

Jika ini bisa terjadi, ada peluang atlet putri sudah bisa diasah sedari diri. Ini karena orang tua bukan sebagai penghalang melainkan sebagai pendukung karir atletnya. 

***

Sebagai penikmat olahraga bulutangkis, saya memiliki harapan bahwa prestasi atlet bulutangkis bisa merata di segala sektor. Namun saat ini sektor tunggal putri masih belum bisa menunjukan taringnya seperti Susy Susanti. 

Ada pekerjaan rumah khusus yang jadi pusat perhatian dari PBSI harapannya kelak bisa melahirkan atlet putri potensial dan menjadi the next Susy Susanti. 

Semoga Bermanfaat

--HIM--

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun