Disisi lain ada juga sosok Saina Nehwal pernah menjadi peringkat 1 pemain putri terbaik dunia di tahun 2015 serta memperoleh medali perunggu pada ajang Olimpiade 2012 di London, Inggris. Dulu saat ingat saat Nehwal bermain di ajang Olimpiade, saya memiliki keyakinan dirinya akan menjadi atlet bersinar di India. Ternyata dugaan saya tidak keliru.
-- Apa Kekurangan dan Pembenahan Atlet Bulutangkis Tunggal Putri di Indonesia--
Ini berdasarkan pengamatan saya, sebenarnya Indonesia memiliki banyak atlet putri namun lebih berkutat pada sektor ganda baik ganda putri maupun campuran.Â
Liliyana Natsir yang mengharumkan Indonesia karena prestasi meraih medali emas bersama Tontowi Ahmad pada Olimpiade 2016 Rio de Janeiro serta Greysia Polii dan Apriyani Rahayu di Ganda Putri pada Olimpiade 2020 Tokyo bukti bahwa atlet Indonesia masih memiliki taring di sektor ganda.Â
Namun belum ada prestasi serupa setelah Susy Susanti menggantungkan raketnya. Ada kerinduan melihat prestasi bulutangkis putri Indonesia bisa menorehkan prestasi terbaik di kancah internasional.Â
Dalam hati sempat bertanya, mungkinkah kelak terlahir penerus Susy Susanti di tanah air?Â
Tidak ada yang mustahil, harapan ini pasti bisa terjadi. Setidaknya ada beberapa Pekerjaan Rumah (PR) yang harus dituntaskan oleh PBSI maupun Pelatnas untuk menciptakan atlet putri berprestasi.Â
Pertama, Jangan Terfokus Pada Kekuatan Cina. Tidak dipungkiri Cina masih menjadi negara adidaya dalam menghasilkan atlet putri terbaik. Namun bagi saya, PBSI maupun Pelatnas harus mulai belajar dari India dan Spanyol.Â
Kemunculan atlet putri bulutangkis dari India dan Spanyol dan berhasil menunjukan prestasi sekuat Cina ataupun Korea Selatan menjadi tanda bahwa ada metode pelatihan khusus yang tidak biasa.Â
Indonesia perlu juga belajar pada negara Non Unggulan seperti India dan Spanyol namun bisa menandingi negara Unggulan.Â