Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Dilema Kaum Perantau, Ketika Kesehatan Dinomorduakan

30 Juni 2022   18:46 Diperbarui: 3 Juli 2022   08:02 1168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Seorang Perantau yang Mengalami Sakit | Sumber: freepik

Selalu ada kisah suka dan duka jika kita pernah merasakan merantau jauh dari keluarga dan berada di lingkungan baru. Saya mencoba mengingat kembali, kenangan apa yang dulu sempat dirasakan selama merantau kuliah di Malang.

Satu kenangan yang susah dilupakan dan mungkin juga dialami oleh banyak perantau yaitu sering mengalami social culture shock dimana dulu semasa tinggal dengan orangtua, segala hal dari hal kecil selalu disiapkan orangtua atau ART kini segala sesuatu diatur seorang diri. 

Tidak jarang ada kondisi dimana secara sengaja atau tidak sengaja, kesehatan pribadi justru dinomorduakan selama hidup di tanah rantau.

Teruntuk adik-adik yang hendak merantau untuk pendidikan, meniti karir atau hal lainnya. Ada beberapa pengalaman yang pribadi serta beberapa teman saya yang bisa dijadikan pembelajaran agar kelak jangan menomorduakan kesehatan di tanah rantau. Apa saja itu?

1. Hindari Untuk Makan Mie Instan dan Cepat Saji Terlalu Sering

Bagi kaum perantau, kehadiran mie instan dan makanan cepat saji seperti sarden, nugget, kornet dan sebagainya ibarat penyelamat. Ini karena cara pengolahan praktis sehingga kaum perantau yang memang tidak pandai memasak atau tidak memiliki banyak waktu bisa tetap mengolah dan mengkonsumsi makanan tersebut.

Jujur saat dulu merantau kuliah, setiap mendapatkan uang kiriman dari orangtua. Saya langsung menyetok mie instan di kamar. Tujuan untuk berhemat dan menjadi menu santapan jika tiba-tiba terasa lapar dan Mager (Malas Gerak).

Sayang kebiasaan ini sangat tidak baik. Saya bisa 1 harian makan mie instan saat di kos apalagi jika kondisi uang tengah menipis. Saya memilih mengkonsumsi mie instan dan makanan pengawet secara sering.

Dampaknya tubuh saya sempat turun drastis. Bahkan pernah menyentuh angka 48 kilogram dimana berat ini dibawah standar proporsional. 

Saya ingat betul, ketika libur semester dan saya pulang ke kampung halaman. Ibu saya menangis karena melihat perubahan berat tubuh saya yang begitu drastis padahal baru 1 semester di tanah rantau.

Komposisi mie instan dan makanan cepat saji umumnya menggunakan bahan pengawet yang jika dikonsumsi terlalu sering serta jangka panjang bisa mempengaruhi kesehatan. Resiko seperti terkena kanker, kerusakan pembuluh darah dan juga jantung.

2. Selalu Teliti Dalam Memperhatikan Masa Kadaluarsa Makanan

Ini adalah pengalaman pribadi dimana saya begitu tergiur ketika melihat banyak makanan minuman yang diberi promo diskon di supermarket. Sebagai anak rantau, dengan membeli barang promo akan menghemat pengeluaran. 

Sayang saya teledor dimana tidak memperhatikan masa kadaluarsa (expired date). Ini karena biasanya makanan dan minuman yang diberi diskon besar disebabkan karena telah mendekati masa kadaluarsa.

Apes ketika saya dulu membeli 1 bungkus roti tawar dengan harga diskon khusus. Saya tergiur membeli tanpa disadari masa kadaluarsa tersisa 2 hari lagi.

Roti Dengan Kondisi Berubah Warna Dan Berjamur | Sumber Klik Dokter
Roti Dengan Kondisi Berubah Warna Dan Berjamur | Sumber Klik Dokter

Mengingat isi roti tawar sekitar 10 potongan sehingga saya mengkonsumsi roti telah melewati masa kadaluarsa. Kecerobohan saya dimana roti yang sudah berubah warna akibat jamur, tetap saya makan.

Alhasil saya mengalami keracunan makanan yang tergolong parah. Saya semalaman muntah dan badan terasa lemas. Bahkan untuk berdiri saja terasa susah karena badan lemas setelah muntah dan demam.

Dari kasus ini saya belajar bahwa boleh mengincar makanan dan minuman yang murah serta ada diskon khusus namun kita harus tetap teliti dengan memperhatikan masa kadaluarsa. Jangan sampai kejadian yang saya alami juga dirasakan oleh adik-adik yang kurang teliti saat membeli makanan dan minuman murah.

3. Jangan Pernah Terbiasa Beraktivitas Dengan Kondisi Perut Kosong

Bagi mahasiswa yang merantau, mereka cenderung menyepelekan kondisi tubuh. Tidak jarang mahasiswa hanya makan sebanyak 2 kali yaitu menjelang siang serta menjelang malam. Tujuan agar bisa berhemat atau tengah sibuk dengan kegiatan perkuliahan atau pekerjaan.

Hal tragis justru banyak perantau yang memilih tidak makan seharian dan membiarkan perut dalam kondisi kosong. Dampak kesehatan akan berbahaya jika perut dibiarkan dalam kondisi belum tersentuh makanan.

Kondisi Seseorang Terkena Sakit Lambung | Sumber Suara.com
Kondisi Seseorang Terkena Sakit Lambung | Sumber Suara.com

Resiko seperti terkena maag akut karena lapisan dalam lambung terkikis oleh asam lambung. Teman saya pernah mengalami ini dan bahkan hingga harus dibawa ke rumah sakit. Sangat disayangkan bahwa dirinya sudah memiliki riwayat penyakit maag namun karena kesibukan mengerjakan tugas kuliah sehingga ia sering telat makan. Kondisi tubuh pun akhirnya menjadi drop.

Kasus terburuk bahkan terjadi oleh seorang mahasiswa di Manado, Sulawesi Utara. Akibat stres karena harus mengerjakan skripsi serta kondisi tubuh yang belum terisi makanan membuat mahasiswa ini meninggal di dalam kos. 

Di duga mahasiswa meninggal karena terkena asam lambung (Berita Selengkapnya Klik Disini).

Setidaknya kita bisa menyiasati dengan menyetok cemilan yang bisa kita konsumsi jika kita masih malas untuk membeli makanan atau belum ada nafsu untuk makan berat.

Setidaknya dengan mengkonsumsi cemilan, perut tidak kosong sepenuhnya sehingga dapat terhindar dari resiko maag atau asam lambung naik.

4. Selalu Jaga Kebersihan Diri

Saat masih tinggal dengan keluarga, tentu ada orangtua atau ART yang membantu kita seperti mencuci pakaian, membersihkan kamar, membersihkan peralatan makanan, sampah dan sebagainya.

Kondisi Asrama Mahasiswa Yang Jorok Karena Sampah | Sumber Brilio.net
Kondisi Asrama Mahasiswa Yang Jorok Karena Sampah | Sumber Brilio.net

Ketika merantau, tidak jarang ada yang mengabaikan kebersihan diri. Ada mahasiswa yang betah tidur dengan kondisi kamar berantakan dan penuh dengan sampah makanan yang sudah bau dan berjamur. 

Ada mahasiswa yang malas mencuci pakaian akhirnya memilih jarang mengganti pakaian. Selain itu ada yang terbiasa tidak mandi berhari-hari.

Beberapa resiko kesehatan yang sering dialami oleh seseorang yang tidak mampu menjaga kebersihan diri seperti mengalami penyakit kulit, diare, asma karena lingkungan sekitar hingga gangguan pernafasan.

Selain itu ketika kita tidak bisa menjaga kebersihan diri, orang juga mulai enggan untuk berinteraksi dengan kita. Bayangkan saja ketika ingin bertamu dalam kos, ternyata di dalam ruangan ada banyak sampah. Ingin menyapa seseorang tapi enggan karena orang tersebut jarang mandi sehingga bau tubuh menyengat.

***

Ketika kita merantau tanpa disadari akan ada banyak hal yang kita alami. Ada yang menjadi lebih mandiri, mampu mengatur keuangan dengan baik hingga berubah menjadi sosok yang lalai terhadap kesehatan diri.

Saya pernah menjadi bagian dari perantau yang menomorduakan kesehatan diri. Kasus dimana saya mengalami keracunan makanan akibat mengkonsumsi makanan kadaluarsa serta tubuh menjadi kurus akibat terlalu banyak makan makanan instan bisa dijadikan pembelajaran bagi adik-adik yang hendak merantau.

Tetap selalu perhatikan kesehatan karena dengan tubuh sehat, kita bisa beraktivitas dengan normal serta terhindar dari kejadian yang merugikan diri sendiri.

Semoga Bermanfaat

--HIM--

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun