Saat pertama sampai di kawasan Taman Budaya Bali, ada perasaan takjub karena banyak pengunjung yang sudah meramaikan lokasi dari siang hari.Â
Jalanan menuju kawasan Taman Budaya Bali memang sudah mulai padat dan biasanya akan terasa macet jika memasuki sore hari. Saya juga melihat banyak wisatawan asing yang seakan sengaja ingin menyaksikan PKB.
Tujuan pertama saya adalah melihat pameran bunga yang terletak di tengah kawasan. Disini saya melihat berbagai stand dengan memajang berbagai koleksi bunga seperti anggrek dan tanaman hias.Â
Ini merupakan tempat favorit bagi pengunjung yang memiliki hobi menanam dan merawat tanaman. Harga tanaman disini di kisaran 30 ribu hingga ratusan ribu tergantung jenis tanaman. Harga akan semakin mahal jika tanaman sudah berbunga indah.
Selepas melihat pameran bunga, saya mengunjungi pameran pernak-pernik budaya Bali mulai dari lukisan, karya seni patung, pakaian khas bali hingga sarana upacara masyarakat Hindu di Bali.Â
Ada yang menyita perhatian saya ketika ada seniman lukis yang difabel menunjukan keterampilan seni melukis. Saya takjub karena dengan keterbatasan yang dimiliki, beliau bisa menghasilkan lukisan yang indah dan memiliki nilai seni.
Saya sedikit banyak termotivasi bahwa saya yang notabane-nya memiliki fisik yang lebih sempurna haruslah lebih bersyukur dan memiliki semangat yang sama besarnya dengan sahabat-sahabat difabel.Â
Sahabat difabel saja tidak mengeluh dan ingin berusaha mandiri dan berkarya dengan baik. Namun banyak dari kita yang justru menjadi sosok pemalas dan lebih suka mengeluh.Â