Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Urgenkah Cuti untuk Suami dari Perspektif Perusahaan?

23 Juni 2022   15:44 Diperbarui: 23 Juni 2022   18:55 1465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perusahaan yang Selektif Memilih Karyawan | Sumber LinovHR

Bukan rahasia umum ketika kita terlalu lama vakum apalagi terkait urusan kerja. Otak serta stamina bekerja ikut menurun. Ini karena otak dan stamina mulai terbiasa tanpa tekanan dan mengikuti ritme santai.

Ini terjadi pada teman-teman saya yang selama pandemi melakukan sistem kerja WFH. Ketika mulai diterapkan WFO, entah mengapa ada rasa malas untuk memulai aktivitas normal dan muncul rasa was-was mereka tertinggal informasi. 

Kondisi ini juga terjadi jika kita cuti terlalu lama. Bisa saja selain ketinggal update informasi, kita bisa lupa terkait Jobdesc karena selama ini otak tidak lagi memikirkan perihal kerjaan.

Dulu mungkin kita termasuk karyawan rajin dan teladan karena bisa datang kerja tepat waktu dan menyelesaikan tugas sesuai deadline. Namun efek cuti panjang, performa ini berubah drastis dan kita menjadi malas untuk melakukan rutinitas seperti sediakala.

Baru-baru ini saya membaca berita dimana banyak karyawan Apple yang ngambek karena merasa nyaman WFH dan keberatan jika harus menerapkan WFO. Alhasil banyak karyawan mencari pekerjaan lainnya. Kondisi ini bisa terjadi juga pada suami yang mendapatkan hak cuti lama dan sudah nyaman melakukan aktivitas diluar kerjaan (Berita selengkapnya klik disini).

Permasalahan bisa semakin runyam jika penurunan performa justru terjadi bagi karyawan yang memiliki peran penting seperti manajerial atau karyawan yang awalnya menjadi andalan perusahaan. Kondisi ini tentu akan menjadi kerugian tersendiri bagi perusahaan.

***

Hak cuti suami mendampingi istri melahirkan memang ibarat 2 sisi mata uang. Disatu sisi, pemberian cuti ini akan memaksimalkan persiapan kehadiran buah hati serta mendampingi istri merawat anak diawal masa kelahiran. Namun disisi lain, cuti panjang untuk suami justru menimbulkan resiko bagi perusahaan.

Suami Yang Tengah Mendampingi Istri Melahirkan | Sumber The Asian Parent
Suami Yang Tengah Mendampingi Istri Melahirkan | Sumber The Asian Parent

Resiko serta meningkatkan pengeluaraan dari sisi gaji, penyalahgunaan hak cuti, hingga rentan terjadi penurunan performa kinerja adalah hal-hal lain yang patut dipertimbangkan oleh para anggota legislatif. Jangan sampai adanya RUU KIA justru membuat perusahaan kian selektif dan menerapkan aturan khusus yang justru merugikan banyak pihak.

Semoga Bermanfaat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun