Saya ada pengalaman yang kurang menyenangkan. Seorang rekan kerja meminjam peralatan di divisi saya (anggap printer) dengan alasan alat yang di divisinya sedang rusak.Â
Saya tanpa pikir panjang mengizinkan mengingat ingin saling membantu dan alat tersebut milik inventaris kantor. Sepatutnya bisa digunakan bersama.Â
Keadaan tiba-tiba terbalik, kini alat di divisi saya yang mengalami kerusakan. Maksud hati saya ingin meminjam peralatan milik rekan saya yang sebelumnya pernah saya bantu.Â
Sayang respon yang diberikan kurang enak. Dirinya menolak meminjamkan karena alasan akan digunakan. Meskipun saya tahu alat itu adalah inventaris kantor dan alasan akan digunakan ternyata "alasan fiktif" semata.Â
Dalam hati saya menilai dirinya memiliki sikap egois dan mau menang sendiri. Ini pun didukung dengan penilaian rekan-rekan kerja lain yang pernah merasa kecewa dengan sikap dirinya.Â
Kondisi ini lumrah terjadi di sekitar kita. Menemukan karakter seseorang yang terlihat egois, mau menang sendiri dan berusaha melakukan sesuatu yang lebih menguntungkan dirinya sendiri.Â
Saya pun berpikir, mungkinkah sikap egois ini tertanam dalam diri seorang sejak masa kecil?Â
Pandangan ini muncul karena saya juga sering melihat sikap egois dalam diri anak kecil. Contoh ada kakak yang tidak mau berbagi dengan adiknya. Ada anak kecil yang ingin selalu diistimewakan dan lain sebagainya.Â
Bagi saya, ada beberapa tindakan sederhana yang bisa diterapkan kepada buah hati, adik atau seseorang sejak usia dini. Ini tujuannya agar mereka bisa terhindar dari sikap egois. Apa saja itu?Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!