Kita tidak bisa menutup mata bahwa masih banyak masyarakat di sekitar kita yang memiliki finansial yang kurang atau cenderung pas-pasan.Â
Masyarakat kategori ini akan selalu berusaha melakukan penghematan dan menghindari kebutuhan yang dianggap tidak terlalu penting.Â
Saya masih sering melihat tetangga atau seseorang yang masih menggunakan sepatu butut, sudah banyak lubang atau bahkan kondisi menganga seperti mulut buaya.Â
Mereka tidak ada pilihan untuk tetap menggunakan sepatu dengan kondisi ini karena keterbatasan uang. Jika disuruh untuk membeli sepatu baru atau makan. Mereka pasti akan lebih mengutamakan makan.Â
Perbandingan sederhana kita bisa membeli sandal jepit seharga 10 ribu rupiah. Sandal ini bisa kita gunakan kapan pun. Harga sepatu termurah bisa dikisaran 50 ribu rupiah. Sepatu jenis ini tentu dengan kualitas alakadarnya seperti alas tipis, bahan mudah rusak, lem tidak kuat dan lainnya.Â
Jika saya di posisi tersebut, saya akan memilih membeli sandal jepit. Seandainya rusak, saya hanya perlu mengeluarkan 10 ribu untuk membeli yang baru.Â
Namun jika sepatu yang rusak, saya akan berpikir ulang untuk mengeluarkan uang 50 ribu lagi untuk membeli baru karena bisa jadi uang sejumlah itu bisa untuk membeli beras, lauk pauk, susu anak, pampers anak dan lain-lain.Â
2. Sandal Jepit Idola Kaum Wanita
Saya seringkali melihat kaum wanita khususnya ibu-ibu yang hobi menggunakan sandal jepit untuk rutinitas sehari-hari seperti ke pasar, warung atau sekedar pergi untuk mengobrol dengan tetangga.Â
Apalagi kini mulai banyak bermunculan sandal jepit dengan model, merk, desain dan warna yang menarik di kalangan wanita. Jika dulu sandal jepit desain terkesan monoton dengan alas berwarna putih dan jepitan sandal dari karet warna hijau, merah atau biru.Â