Banyak orang menilai bahwa saat ini bumi sedang tidak baik-baik saja.Â
Mengapa demikian?Â
Munculnya berbagai pemberitaan terkait bencana alam seperti banjir, longsor, abrasi, hingga kekeringan di banyak tempat menjadi sedikit bukti bahwa alam kini seakan sudah tidak bersahabat.
Isu pemanasan global pun telah menjadi topik serius tidak hanya di kalangan akademisi serta pemerhati lingkungan namun sudah jadi pembahasan di masyarakat global.Â
Apa yang ada dipikiran sobat Kompasiana ketika melihat 2 fenomena di atas? Pasti ada keprihatinan dalam diri kita dimana melihat begitu besar perubahan terjadi di negara kita.
Fenomena salju abadi di pegunungan Jayawijaya, Papua telah menjadi kebanggaan tersendiri dimana Indonesia merupakan negara tropis yang dilalui garis kathulistiwa. Ironisnya kurang dari 20 tahun, kondisi salju dipuncak gunung mengalami penipisan.Â
Kondisi hutan di Kalimantan pun tidak jauh berbeda. Jika dulu Kalimantan dianggap sebagai salah satu paru-paru dunia sepertinya beberapa tahun ke depan julukan tersebut akan hilang secara sendiri. Mengingat luas hutan di Kalimantan mengalami penurunan drastis.Â
Kisah Pengalamanku Berkontribusi Untuk Lingkungan
Bukan bermaksud jumawa atau pamer, saya cukup senang sempat memberikan kontribusi nyata untuk pelestarian lingkungan sejak masa kuliah.Â
Di tahun 2011, saya beserta beberapa teman di fakultas menginisiasi pembentukan komunitas lingkungan yang kami beri nama Malang Youth Greenerations (MyG). Cikal bakal pendirian komunitas ini tidak terlepas keikutsertaan kami dalam ajang kompetisi nasional.Â
Komunitas MyG ini bahkan berkelanjutan hingga beberapa angkatan dan telah melaksanakan berbagai program lingkungan
Kontribusi yang pernah dilakukan seperti pemilihan duta lingkungan, memberikan eduplant kepada siswa SD hingga Sekolah menengah, mengkampanyekan gaya hidup lestari dengan mengurangi penggunaan sampah plastik serta sekali pakai.Â
Saat Kuliah Kerja Nyata (KKN) pun, saya sengaja memilih magang di LSM Tunas Hijau Indonesia yang bergerak di bidang lingkungan yang terletak di Surabaya, Jawa Timur.Â
Pengalaman yang saya ingat, saya pernah membantu sebagai dewan juri saat pemilihan putra-putri lingkungan Surabaya yang pesertanya adalah siswa-siswi SD se-Surabaya.Â
Hal takjub melihat anak SD memiliki perhatian lebih untuk lingkungan terbukti mereka mempresentasikan karya atau tindakan konkrit terhadap pelestarian lingkungan.
Pengalaman lain, saya diberi kesempatan menyampaikan materi terkait eduplant, kontribusi anak muda pada lingkungan hingga menjadi pendamping saat melakukan sharing session antara perwakilan siswa SD di Surabaya dengan perwakilan siswa SD di Jepang.Â
Ketika bekerja pun, ada beberapa CSR Perusahaan yang ditujukan untuk pelestarian lingkungan. Saat tahun 2017 dan 2018, saya mewakili perusahaan ikut dalam aksi tanam pohon yang melibatkan Pemda, LSM Linkungan dan perusahaan swasta di Pasuruan.Â
Disini ada hal penting yang saya tangkap bahwa kerusakan lingkungan bisa kita cegah atau kita pulihkan melalui aksi nyata.
Mayoritas dari kita pasti mengatakan cinta dan peduli pada lingkungan namun hanya sedikit yang membuktikannya dalam tindakan konkrit.Â
Tidak perlu tindakan besar dalam memberikan kontribusi terhadap pelestarian lingkungan. Ada beberapa tindakan sederhana yang bisa kita lakukan namun memberikan pengaruh besar pada lingkungan.Â
Apa saja itu?Â
1. Penerapan Eco Lyfestyle Dalam Aktivitas Sehari-hari
Langkah sederhana yang bisa kita lakukan adalah menerapkan pola eco lyfestyle atau gaya hidup ramah lingkungan.Â
Contoh sederhana : saat di komunitas MyG, kami mencoba mengurangi penggunaan sampah plastik atau sekali pakai dan beralih pada peralatan yang bisa digunakan berulang kali.Â
Disini kami sering membawa peralatan makan sendiri seperti garpu, sendok, sumpit hingga sedotan minum yang terbuat dari bahan stainless stell. Peralatan ini banyak dijual di e-commerce atau toko retail modern.Â
Jadi ketika kami membeli makanan, kami menolak diberikan sendok plastik ataupun sedotan plastik. Dengan cara ini kami mengedukasi bahwa dengan membawa peralatan makan sendiri yang bisa dipakai berulang. Kita bisa menyelamatkan lingkungan dari sampah plastik yang sangat susah di daur ulang secara alami.Â
Tidak hanya itu, kita bisa berkontribusi mengurangi polusi udara seperti memilih berjalan kaki atau menggunakan sepeda dibandingkan kendaraan motor yang menciptakan polusi udara dan menghabiskan bahan bakar.Â
Jika ingin bepergian jaug, bisa menerapkan sistem sharing atau bersama-sama. Jika pergi dengan 4 orang bisa menggunakan 1 mobil dibandingkan membawa kendaraan sendiri-sendiri.Â
Selain bisa menghemat, kita sebenarnya sudah berkontribusi mengurangi polusi udara, polusi suara dan sebagainya hanya dengan tindakan sederhana.Â
2. Ciptakan Tindakan Yang Berkaitan Dengan Lingkungan
Biasanya setiap perusahaan memiliki CSR atau program sosial sebagai kontribusi perusahaan untuk sekitarnya. Ada banyak program CSR yang diciptakan seperti pemberdayaan masyarakat, pembangunan sarana dan prasarana umum, edukasi melalui pemberian beasiswa, dan sebagainya.Â
Jika memungkinkan cobalah untuk menciptakan program yang memberikan dampak positif untuk lingkungan seperti aksi tanam pohon, pelatihan pengolahan sampah, sumbangan teknologi pengolahan limbah dan lainnya.Â
Ini karena perusahaan memiliki anggaran khusus untuk CSR sehingga tidak ada salahnya dialihkan untuk lingkungan yang bisa memberikan dampak jangka panjang.Â
Cara sederhana lainnya, kita bisa memulai menanam pohon di lingkungan kecil seperti rumah. Bayangkan jika setiap orang mau menanam 1 pohon saja di rumahnya. Lingkungan pasti akan lebih asri dan sejuk.Â
3. Hindari Eksploitasi Berlebihan
Sifat negatif yang sering menjangkit diri manusia adalah tidak pernah puas dan serakah. Ini terlihat dimana orang suka mengeksploitasi alam secara berlebihan.Â
Penebangan pohon secara besar-besaran, penambangan di banyak titik, mengambil hasil laut yang masih kecil atau masih produktif dan masih banyak lainnya.Â
Mulai saat kini kita coba menahan diri untuk tidak mengeksploitasi alam secara berlebihan. Saat ini sudah mulai muncul kesadaran di sebagian kalangan seperti melakukan reboisasi setelah melakukan penebangan, tidak menangkap hasil laut yang masih bibit, atau menerapkan sanksi keras untuk eksploitasi berlebihan.Â
Kita dituntut untuk berpikir dewasa bahwa alam tidak hanya disediakan untuk generasi kita saja namun juga untuk generasi berikutnya. Jangan sampai beberapa generasi berikutnya menjadi terlantar dan rentan mengalami bencana karena alam telah rusak.Â
***
Kita pasti memiliki impian agar bisa hidup berdampingan dengan alam. Namun mimpi ini akan sulit terwujud jika kita terlalu egois dan tidak mau melestarikan lingkungan.Â
Pelestarian lingkungan itu tugas kita bersama artinya kita pun dituntut untuk memberikan kontribusi nyata untuk menjaga alam sekitar. Banyak cara sederhana yang bisa kita lakukan seperti penerapan eco lyfestyle, membuat program lingkungan hingga tidak melakukan eksploitasi berlebihan.Â
Seandainya setiap insan kita bisa menerapkan hal ini. Niscaya tindakan sederhana ini bisa membuat alam terjaga dan kita bisa mewariskan kepada anak cucu kita kelak.Â
Semoga Bermanfaat
--HIM--
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H