Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Senang Membuat Prank? Kenali Dampak yang Tidak Disadari oleh Kita

14 Juni 2022   13:41 Diperbarui: 14 Juni 2022   13:59 742
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cobalah kita sekilas melihat video prank dibawah ini. 


Sekilas prank atau tindakan mengerjai seseorang terkesan menyenangkan. Melihat reaksi kaget, tidak percaya atau kesal karena menjadi korban prank bisa membuat kita tertawa terbahak-bahak. 

Sejujurnya saya pun tipe orang yang suka menonton konten video prank. Sebenarnya tidak semua prank berakhir sedih. Ada juga prank yang berakhir bahagia. 


Video di atas ini salah satunya. Ada rencana seorang pria yang membuat skenario penangkapan dirinya bersama kekasih oleh pihak berwajib. Ketika kita bertanya-tanya apa gerangan mereka ditangkap ternyata ini adegan prank untuk melamar kekasih dengan cara unik. 

Tentu prank semacam ini berakhir bahagia. Ada kesan berbeda dimana prank bukan bermaksud menjahili namun ingin memberikan kesan berbeda untuk oramg spesial. 

Namun sayangnya lebih banyak prank yang lebih bersifat negatif atau settingan yang dilakukan oknum tertentu. Inilah yang cukup meresahkan karena tanpa disadari prank semacam ini bisa menimbulkan berbagai dampak. 

Dampak dari Prank Negatif

Secara tidak sengaja saya menonton sebuah prank yang dilakukan orang tua pada anaknya. Mirip pada video pertama dimana si anak tampak bahagia ketika melihat kado Iphone dari orang tuanya. 

Terlalu bahagia hingga wajah si anak begitu cerita, histeris dan bahkan menunjukan rasa bahagia seakan mendapatkan hadiah yang diimpikan. 

Nyatanya hadiah di dalam bertolak belakang dimana isi dalam kotak Iphone ternyata hanyalah mainan dan makanan ringan. Wajah anak berubah seketika seperti menahan tangis dan kecewa. 

Saya merasakan kesedihan si gadis meski hanya melihatnya di video. Berbagai komentar pun mengatakan prank tersebut sebaiknya dihindari untuk mengerjai si anak. 

Isu Kepercayaan (Trust issue) menjadi dampak yang rentan terjadi. Ini seperti pepatah, ketika kamu berbohong sekali maka selanjutnya kamu akan menjadi sosok yang tidak akan dipercaya. 

Ilustrasi Kepercayaan Seseorang | Sumber QuBisa
Ilustrasi Kepercayaan Seseorang | Sumber QuBisa

Kondisi ini bisa dan sangat mungkin terjadi pada mereka yang menjadi korban prank. Ini semakin diperparah jika korban prank masih berusia anak-anak yang cara berpikirnya masih menerima sesuatu secara mentah tanpa filterisasi. 

Kasus anak yang sedih dan kecewa karena dikerjai oleh orang yang selama ini dipercaya akan membuat si anak kurang respek kembali. Bahkan jika pun suatu saat terjadi momen sebenarnya, pikiran si anak akan langsung merasa ini pasti hanya prank. 

Di jaman saat ini banyak konten kreator hingga public figure yang secara sengaja membuat konten tentang prank. Awalnya konten ini begitu menghibur namun lama kelamaan, masyarakat mulai bosan dan merasa segala yang dikerjakan hanyalah prank atau settingan semata. 

Terciptanya Pelabelan Khusus. Pernahkah sobat kompasiana memberikan pelabelan khusus pada seseorang yang terlalu sering membuat prank atau melakukan settingan? 

Di berbagai media sosial sering muncul konten kreator yang hobi melakukan prank atau hal settingan. Awalnya kita akan terhibur dengan konten prank atau settingan tersebut. 

Namun secara perlahan kita mulai bosan dan bahkan memberikan label khusus pada sosok tersebut sebagai tukang ng-prank atau sosok settingan. 

Alhasil meskipun dikemudian hari dirinya melakukan sesuatu real. Masyarakat tidak akan langsung percaya karena dipengaruhi track record selama ini. 

Munculnya Rasa Dendam. Ini adalah dampak yang termasuk berbahaya. Tidak semua orang memiliki hati yang besar ketika dikerjai. Ada karakter yang tidak suka atau mudah tersinggung ketika menjadi korban prank. 

Saya pernah membaca kasus dimana seorang pria mencelakai temannya karena tidak terima menjadi korban prank. Kasus seperti ini mungkin terjadi di sekitar kita. 

Ada yang berencana membuat prank balasan kepada orang yang tengah mengerjai dirinya. Ada yang dendam hingga berlarut-larut atau bahkan melakukan pembalasan yang melukai orang lain karena dendam. 

Kini semenjak saya menonton video prank dan melihat ekspresi kecewa, sedih dan marah dari korban prank. Saya mulai berpikir berulang kali untuk membuat prank kepada orang lain. Khawatir muncul dampak yang tidak diinginkan. 

Dampak Positif Dari Prank

Ketika kita mau berpikir bijak, kita pasti bisa mengambil sisi positif dari suatu kejadian. Begitupun ketika kita menjadi korban prank. 

Jangan Berekspetasi Berlebihan. Ketika kita jadi korban prank misalkan mendapatkan hadiah diluar dugaan. Kita belajar bahwa dalam hidup, tidak semua berjalan sesuai harapan/ekspetasi kita. 

Kita harus siap ketika mendapatkan sesuatu yang ternyata berlawanan dengan ekspetasi. Kondisi ini pun bisa mendewasakan diri kita. 

Bisa Menilai Karakter Orang Lain. Secara tidak langsung kita pun bisa menilai karakter orang lain. 

Apabila kita seringkali menjadi obyek prank dari teman atau orang sekitar maka ini bisa jadi isyarat bahwa kehadiran kita hanyalah candaan bagi mereka. 

Dari prank yang dilakukan, kita bisa tahu mana yang memang memiliki karakter usil, bercanda, atau ingin berusaha mencairkan suasana dengan kita. 

Memberikan Kesan Berbeda Dan Berwarna. Contoh kasus prank pria yang ingin melamar kekasih. Kasus ini memberikan kesan mendalam bagi si korban dan lebih mengarah pada sisi positif. 

Prank dengan tujuan memberikan kesan mendalam dan ingin menciptakan warna lain dalam interaksi personal umumnya akan berakhir indah. 


Video di atas adalah contoh lain dimana seorang ibu guru hingga menangis karena mendapatkan kejutan ulang tahun dengan cara berbeda. Dirinya menjadi korban prank dari para siswa. 

Namun justru ibu guru yang menjadi korban prank mengalami rasa haru mendalam ketika tujuan prank adalah kejutan untuk hari ulang tahunnya. Ini tanda bahwa prank positif bisa memberikan kesan mendalam dan tidak terlupakan. 

***

Prank atau jebakan ibarat dua sisi mata pisau. Jika digunakan dengan salah, pisau bisa melukai dan membahayakan bagi orang lain. Namun jika digunakan untuk hal positif, prank bisa memberikan kesan spesial bagi si korban.

Yuk mulai dari sekarang kita hindari prank negatif karena memiliki dampak yang luar biasa tidak hanya pada korban namun juga pelaku prank. Satu kejadian yang salah bisa menimbulkan dampak jangka panjang yang susah dihilangkan. 

Bijaklah dalam mempercandai orang lain. Ini karena tidak semua orang memiliki jiwa besar ketika menjadi korban prank. 

Semoga Bermanfaat

--HIM--

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun