Saya merasakan kesedihan si gadis meski hanya melihatnya di video. Berbagai komentar pun mengatakan prank tersebut sebaiknya dihindari untuk mengerjai si anak.Â
Isu Kepercayaan (Trust issue)Â menjadi dampak yang rentan terjadi. Ini seperti pepatah, ketika kamu berbohong sekali maka selanjutnya kamu akan menjadi sosok yang tidak akan dipercaya.Â
Kondisi ini bisa dan sangat mungkin terjadi pada mereka yang menjadi korban prank. Ini semakin diperparah jika korban prank masih berusia anak-anak yang cara berpikirnya masih menerima sesuatu secara mentah tanpa filterisasi.Â
Kasus anak yang sedih dan kecewa karena dikerjai oleh orang yang selama ini dipercaya akan membuat si anak kurang respek kembali. Bahkan jika pun suatu saat terjadi momen sebenarnya, pikiran si anak akan langsung merasa ini pasti hanya prank.Â
Di jaman saat ini banyak konten kreator hingga public figure yang secara sengaja membuat konten tentang prank. Awalnya konten ini begitu menghibur namun lama kelamaan, masyarakat mulai bosan dan merasa segala yang dikerjakan hanyalah prank atau settingan semata.Â
Terciptanya Pelabelan Khusus. Pernahkah sobat kompasiana memberikan pelabelan khusus pada seseorang yang terlalu sering membuat prank atau melakukan settingan?Â
Di berbagai media sosial sering muncul konten kreator yang hobi melakukan prank atau hal settingan. Awalnya kita akan terhibur dengan konten prank atau settingan tersebut.Â
Namun secara perlahan kita mulai bosan dan bahkan memberikan label khusus pada sosok tersebut sebagai tukang ng-prank atau sosok settingan.Â
Alhasil meskipun dikemudian hari dirinya melakukan sesuatu real. Masyarakat tidak akan langsung percaya karena dipengaruhi track record selama ini.Â
Munculnya Rasa Dendam. Ini adalah dampak yang termasuk berbahaya. Tidak semua orang memiliki hati yang besar ketika dikerjai. Ada karakter yang tidak suka atau mudah tersinggung ketika menjadi korban prank.Â