Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Pahami Pantangan Berikut agar Rencana Wisata di Bali Tetap Menyenangkan

4 Juni 2022   21:24 Diperbarui: 7 Juni 2022   15:21 1363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisatawan asing berada di Pura Lempuyang, Karangasem, Bali, Kamis (7/12/2017). (ANTARA FOTO/HAFIDZ MUBARAK A)

Lain Padang Lain Belalang. Lain Lubuk Lain Ikannya

Pernahkah mendengar pepatah ini? Pepatah yang ingin menekankan bahwa setiap daerah memiliki adat, tradisi, dan aturan yang berbeda. Jadi jangan samakan apa yang mungkin normal atau umum di tempat tinggal kita akan sama di lingkungan baru. 

Siang tadi saya melihat ada 2 gadis wisatawan asing yang ditilang oleh polisi di salah satu persimpangan daerah Kerobokan Bali. Aksi tilang ini karena wisatawan ini tidak menggunakan helm saat mengendarai motor di jalan besar. 

Jujur dalam hati ini ingin mengumpat "kapok, rasain kena tilang" tapi sepertinya mereka tidak paham Bahasa Indonesia. 

Saya seringkali kesal melihat bule mengendarai motor di jalan dengan pakaian mini, bule pria sering telanjang dada, tanpa helm, dan mengendarai kendaraan dengan ugal-ugalan bahkan dalam kondisi mabuk saat di Bali. 

Saya yang sejak kecil tinggal di Bali ingin berbagi informasi terkait apa saja larangan/pantangan yang sebaiknya jangan dilanggar wisatawan. Harapannya artikel ini bisa memberikan sedikit informasi dan edukasi agar tidak salah bertindak saat mengunjungi Bali. 

Seorang Bule Wanita Yang Mendapatkan Sanksi Di Bali | Sumber Suara.com
Seorang Bule Wanita Yang Mendapatkan Sanksi Di Bali | Sumber Suara.com

# Aturan Saat Memasuki Area Suci

Sebenarnya di mana pun kita berada khususnya saat berada di area suci atau yang dikeramatkan maka akan ada aturan khusus. Khusus di Bali banyak terdapat area suci atau yang dikeramatkan seperti pura, merajan, situs bersejarah, pohon keramat, dan sebagainya. 

Umumnya larangan yang diberlakukan seperti wajib berpakaian sopan, bagi wanita tidak dalam kondisi haid/menstruasi, menjaga tutur kata, bersikap tidak sopan dan lain-lain. 

Ironisnya ada beberapa kejadian yang membuat warga Bali kecewa. Sekitar 1,5 bulan lalu, warga Bali digemparkan dengan aksi nekat wisatawan pria asal Kanada yang bugil di Gunung Batur. Video ini sempat viral karena Gunung Batur merupakan kawasan suci. (Berita selengkapnya klik di sini). 

Aksi Wisatawan Asing Yang Berpose Senonoh di Pohon Keramat di Bali | Sumber JPNN.com Bali
Aksi Wisatawan Asing Yang Berpose Senonoh di Pohon Keramat di Bali | Sumber JPNN.com Bali

Tidak sampai disitu saja, beberapa hari setelah kejadian itu, muncul lagi aksi bule perempuan yang beraksi tidak senonoh. Dirinya berpose bugil di pohon keramat yang terdapat di Kabupaten Tabanan (berita selengkapnya klik di sini). 

Apa sanksi yang akan didapat bagi pelanggar? 

Biasanya bagi pelanggar ringan hanya akan mendapatkan teguran dari pecalang (petugas keamanan lokal di Bali). 

Namun pada kasus yang dilakukan bule yang berbuat tidak senonoh. Sanksi yang diberikan cukup berat seperti deportasi dari imigrasi Indonesia bahkan harus menanggung biaya upacara pembersihan yang nominalnya lumayan besar. 

Kekhawatiran justru jika ada hukuman secara "tidak nyata" yang bisa menimpa si pelanggar. Saya pernah mendengar kisah di mana ada seorang wanita yang tengah haid tidak sengaja masuk ke area pura. 

Tanpa disadari dirinya merasakan tamparan keras di pipinya. Padahal tidak ada orang disekitar yang menamparnya. Selain itu untuk kejadian ini bahkan ada yang mengalami kerasukan. Sanksi "tidak nyata" secara mistis ini kerap terjadi bagi pelanggar. 

# Aturan Penggunaan atau Berada di Fasilitas Umum

Saya sangat sering melihat wisatawan yang bersikap seenaknya di fasilitas umum. Contoh seperti tidak memakai helm saat berkendaraan, menggunakan pakaian seksi dan ketat saat di mal, vandalisme, hingga merusak fasilitas umum. 

Aksi yang dilakukan bule wanita yang ketahuan merusak patung Catur muka yang menjadi ikon di Denpasar. Aksi ini bahkan harus melibatkan Satpol PP untuk menangkap bule ini (berita selengkapnya klik di sini). 

Apa sanksi yang akan di dapat oleh pelanggar? 

Sanksi teguran dari masyarakat atau petugas lebih sering diberikan kepada pelanggar. Namun jika pelanggaran seperti perusakan fasilitas umum tidak menutup kemungkinan akan ada sanksi hukum dan denda bagi pelanggar. 

# Aturan Saat Perayaan Nyepi

Perayaan Nyepi dianggap menarik bagi wisatawan. Tidak heran banyak wisatawan domestik maupun mancanegara sengaja ke Bali untuk merasakan nuansa Nyepi di Bali. 

Ini karena mereka bisa melihat atraksi ogoh-ogoh hingga melihat langsung suasana sepi di Bali. Ironisnya mereka minim informasi terkait apa saja yang tidak boleh dilakukan saat Nyepi. 

Seorang wisatawan domestik pernah bercerita bahwa dirinya membantu pasangan wisatawan asing yang kelaparan saat Nyepi di Bali. Pasangan bule ini tidak tahu bahwa saat Nyepi tidak akan ada tempat makan, minimarket atau usaha apapun yang buka. 

Pasangan nyaris kelaparan karena tidak menyetok makanan saat Nyepi. Beruntunglah ada wisatawan domestik ini yang bersedia membagi makanan agar si pasangan bule ini tidak kelaparan. 

Sedikit informasi bahwa saat Nyepi, masyarakat Bali akan melakukan 4 pantangan yaitu:

  1. Amati Karya (Dilarang Bekerja) 
  2. Amati Geni (Dilarang Menyalakan Api atau Alat Penerangan) 
  3. Amati Lelungan (Dilarang untuk Bepergian) 
  4. Amati Lelanguan (Dilarang Melakukan Aktivitas Kesenangan seperti menonton tv,mendengarkan radio dll) 

Apa sanksi yang akan didapat bagi pelanggar?

Pecalang Yang Bertugas Menjaga Keamanan Selama Nyepi Di Bali | Sumber Detik.com
Pecalang Yang Bertugas Menjaga Keamanan Selama Nyepi Di Bali | Sumber Detik.com

Pelanggar biasanya akan mendapat teguran dari pecalang yang bertugas mengamankan lingkungan selama perayaan Nyepi. Jika ada kasus yang agak berat, pelanggar bisa mendapatkan sanksi adat yang berlaku. 

***

Bali merupakan pulau yang indah dengan beragam tradisi dan aturan yang jarang ditemukan di daerah lain. 

Sebagai pendatang, kita wajib menghormati dan mengikuti aturan tersebut. Kita perlu menempatkan diri sebagai seorang tamu yang harus tahu tata krama saat berkunjung ke rumah orang lain. 

Jika sebagai tamu kita bersikap seenaknya bahkan melanggar aturan maka sebaiknya harus bersiap menerima sanksi mulai yang ringan seperti teguran, denda, deportasi hingga terberat akan dikenakan sanksi dijerat secara hukum. 

Kita pasti ingin mendapatkan kesan yang menarik saat ke Bali dan harapannya kita juga meninggalkan kesan baik bagi warga lokal. 

Semoga Bermanfaat

--HIM--

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun