Sebagai alumni biasanya kita memiliki pengalaman, ilmu hingga jaringan yang bisa kita bagikan kepada junior. Tidak jarang alumni diminta sebagai pemateri, pembicara atau motivator kepada adik-adik junior.
Contoh ketika saya memiliki pengalaman dalam lomba kepenulisan dan diminta oleh junior organisasi untuk memberikan pelatihan kepada mahasiswa baru di kampus terkait kepenulisan. Saya dengan senang hati membimbing dan melatih mereka sesuai kapabilitas saya.
Bahkan kini saya bangga karena ada beberapa junior yang sempat saya bimbing menjuarai lomba karya tulis tingkat nasional, menjadi dosen, hingga peneliti sosial. Ini tandanya ilmu yang saya miliki serta saya berikan pada junior telah memberi manfaat kepada mereka.
Saya cukup bangga ketika melihat teman-teman semasa sekolah atau kuliah dulu bercerita ingin memberikan kontribusi menjadi tenaga pengajar di sekolah/kampus. Mereka merasa berhutang budi dan ingin ikut membantu sebagai tenaga pendidik di sekolah/kampusnya tercinta.
Beberapa teman saya bahkan setelah lulus S2, mendaftar sebagai dosen di fakultas tempatnya dulu menimba ilmu. Dari sekian banyak tawaran universitas terkemuka, dirinya mantap ingin mengabdi di fakultas yang dulu ia menimba ilmu selama S1. Baginya ini adlah kontribusi nyata dirinya sebagai alumni untuk almamaternya.
***
Menjadi alumni memang menjadi sebuah kebanggaan sendiri karena sudah lulus melewati masa tertentu seperti proses belajar namun kadang muncul pertanyaan dalam hati masih perlukah alumni berkontribusi?
Bagi saya tidak ada salahnya kita sebagai alumni memberikan kontribusi meski dalam perkara kecil seperti mempromosikan sekolah atau lembaga yang dulu pernah kita menjadi bagian di dalamnya, membantu dana untuk perkembangan lembaga, sharing knowledge kepada junior dan sebagainya.
Hal-hal seperti ini tidak hanya akan menjadi amalan namun juga bisa memperluas jaringan serta bentuk terima kasih kita kepada lembaga yang sudah berkontribusi pada kehidupan dan kesuksesan kita.
Semoga Bermanfaat
--HIM--