Saya melihat sendiri sahabat saya ini sampai membeli berkardus-kardus masker kemudian dijual eceran melalui situs belanja online hingga menawarkan ke teman terdekat.Â
Office Boy (OB) di kantor pun memiliki usaha sampingan menjual masker. Hanya bermodalkan promosi ke karyawan di kantor. Dirinya selalu mendapatkan orderan termasuk dari saya yang hobi memesan dari OB kantor.
Itung-itung membantu ekonomi si OB meskipun jika membeli di online shop bisa mendapatkan lebih murah. Ada senyum bahagia ketika masker laku dan laris manis.Â
Tidak hanya masker medis, masker kain pun sempat menjadi primadona. Saya ingat ketika muncul kebijakan wajib menggunakan masker saat berada di area umum serta transportasi umum. Masker kain menjadi pilihan yang banyak dicari konsumen.Â
Selain bisa dipakai berulang, motif desain masker kain ini pun menarik hati. Ada yang memiliki desain wajah tersenyum, wajah brewokan, gigi ompong hingga wajah public figure.Â
Saya sampai geleng-geleng kepala dan kadang menahan tawa ketika melihat ada yang menggunakan masker kain desain unik dan lucu. Masker jenis ini bahkan mudah ditemukan.Â
Saat lagi populer, di sepanjang jalan besar, pasar hingga toko aksesoris pasti menjual masker ini. Harga mulai Rp 5.000 untuk desain polos hingga 15.000 jika dengan desain lucu dan unik.Â
Menjamurnya pedagang masker menunjukkan bahwa usaha ini pasti menjanjikan. Ini didukung dengan kebijakan pemerintah yang mewajibkan penggunaan masker selama pandemi hingga adanya sanksi bagi mereka yang tidak menggunakan masker saat di area umum, transportasi umum atau diluar rumah.Â
Di kantor saya saja, staf yang ketahuan tidak menggunakan masker selain dilarang masuk area kantor juga akan diberikan Surat Peringatan (SP).Â