Gelisahlah hati Pak Karyo
Petani tua yang sudah 51 tahun menggantung hidup
Petakan sawah tumpuan hidup keluarga mulai mengering
Tak ada air mengalir sejak purnama terakhir
Tandus, Gersang entah kata apa lagi yang bisa diucap
Dahi nya mengernyit meski hati terlihat menutup kesedihan
Katak hijau bersembunyi di balik ilalang
tanah tandus menyimpan sejuta ketakutan
Ada banyak hewan melata menyelinap mengincar dirinya
Burung Pipit mulai enggan berdatangan
Sadar datangnya hanya akan sia-sia
Batang padi mulai layu dan mati di atas tanah kering
Paceklik Oh Paceklik,
Inilah yang ditakutkan Pak Karyo, istri dan anaknya
Lumbung tak akan ada lagi tumpukan beras
Bagaimana membayar hutang di tengkulak jika tak ada padi yang bisa dipanen
Hanya kesedihan dimana air mata jatuh berusaha membasahi sungai yang mengering di Februari lalu
Caping rotan terpajang di gubug
Bertemankan baju lusuh yang sudah lama tergantung disana
Kopi terasa hambar
Belalang-belalang bermigrasi ketika takdir tak berpihak
--SEKSI (SElasa Kita berpuiSI)
#SEKSI_15
#HIM Di Gubug Pena
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H