Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

[KISAH Jari] Aku yang Terlena Keamanan di Bali

22 April 2022   16:51 Diperbarui: 22 April 2022   17:30 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Perenungan Diri | Sumber Situs Universitas Ciputra 

Hi Diary,

Ada sedikit kisah tentang rasa apesku kemarin yang mungkin bisa jadi pembelajaran untuk yang lain.  Sejak kecil aku memang tumbuh besar di Bali bersama dengan keluarga besar dari ibu. 

Nenek pernah bercerita bahwa Bali merupakan pulau yang aman dan ramah. Saya setuju karena sejak kecil saya merasakan kenyamanan dan keamanan tinggal di Bali.

Nyaris tidak ada yang namanya demontrasi yang bikin suasana gaduh atau bahkan aksi penjarahan massal seperti yang sempat terjadi tahun 1998.

Bom Bali 1 dan 2 sempat mencoreng nama baik Bali yang dikenal sebagai pulau yang aman. Setidaknya pelaku bukanlah warga asli Bali sehingga mindset ku Pulau Bali Aman masih terjaga kuat.

Bagaimana tidak, keluarga tanteku yang memiliki beberapa kendaraan yang terparkir di garasi rumah nyaris kunci masih terpasang tanpa dilepas. Alasan simple agar praktis dan seringkali lupa meletakkan kunci kendaraan. Nyatanya kendaraan tetap aman tanpa sedikit pun disentuh maling.

Saya pun tipe orang pikun terhadap barang. Pernah suatu ketika lupa mencabut kunci motor saat parkir di salah satu Mall. Ternyata hingga balik ke parkiran, motor tetap aman tanpa ada barang yang hilang. Saya tidak bisa bayangkan jika situasi ini terjadi di kota lain.

Nenek pernah memberitahu alasan kenapa Bali tergolong aman karena masyarakat Hindu Bali percaya akan adanya Karma. Jika dirimu mencuri barang orang lain kelak akan ada barangmu yang akan dicuri. Jika kamu menyakiti orang lain kelak kamu akan merasakan hal sama. Ini mirip ajaran Tabur Tuai dalam ajaran Kristiani dimana apa yang kamu tabur maka kelak itu pun yang akan kamu tuai.

Prinsip Karma inilah yang membuat masyarakat lokal enggan untuk bertindak merugikan orang lain seperti mencuri karena ujung-ujungnya akan merasakan hal sama. Hanya menghitung waktu saja bahkan tidak menutup kemungkinan Karma yang diterima jauh lebih besar daripada perbuatan yang dilakukan.

Saya personal salut serta merasa aman dan nyaman di Bali. Namun sepertinya kini tidak seaman yang dulu. Kini mulai sering muncul tindakan kejahatan yang terjadi di Bali seperti kasus pencurian motor, penipuan, penggunaan obat-obatan terlarang dan sebagainya.

Sebenarnya tindakan kejahatan umum terjadi dimana pun kita berada. Kemungkinan karena rendahnya kasus kejahatan yang selama ini saya dengar di Bali membuat mindset kuat bahwa Bali tetaplah aman seperti dulu.

Kemarin saya merasakan bahwa keterlenaan saya justru berakhir pilu. Sebuah kejadian kecil namun cukup membuat saya merubah mindset dan mulai mawas diri.

Saya memarkirkan kendaraan di area parkir rumah sakit yang berdekatan dengan kantor polisi di Bali. Banyak kendaraan terparkir di area tersebut membuat saya juga ikut memarkirkan motor disitu meski tidak terlihat petugas penjaga.

Otak saya tetap mindset Bali itu aman dan saya hanya meninggalkan dalam waktu tidak lama. Ternyata oh ternyata ketika balik ke kendaraan, saya merasa ada sesuatu yang aneh.

Helm yang saya taruh di spion hilang seketika. Saya akui helm ini jika dijual masih ada nilai lumayan. Apalagi saya melihat di sekeliling bahwa sepertinya hanya helm saya saja yang hilang. 

Saya masih berpikir mungkin jatuh atau diletakkan di atas kendaraan milik orang lain. Namun nyatanya memang helm saya hilang raib di ambil orang.

Uniknya teman saya pun sempat berkisah memiliki pengalaman sama helmnya hilang di Bali saat berada di tempat ibadah. Jika memang sengaja diambil, sepertinya si oknum telah mengincar lokasi yang minim pengawasan dan barang yang hendak diambil.

Saya tidak terlalu mempermasalahkan helm yang hilang karena helm bisa dibeli lagi. Tapi hati ini tidak bisa berbohong bahwa helm itu memberikan banyak kenangan karena saya sering pergi berwisata dengan menggunakan helm kesayangan ini.

Kejadian ini membuat saya sadar bahwa jangan pernah terlena sehingga kita kurang mawas diri. Keterlenaan ini justru bisa dimanfaatkan oleh oknum lain. Dulu saya suka cuek bahkan sering meletakkan barang di atas motor karena saya yakin di Bali semua akan aman.

Sepertinya saya harus mulai merubah mindset. Saya yakin Bali tetaplah Pulau Aman namun bukan berarti tidak ada orang dengan niat jahat. 

--Semoga Bermanfaat--
#Jumat Diary

#JARI_01
#KisahHIM

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun