Setiap orang pasti ingin selalu berhasil serta berharap tidak pernah mengalami kegagalan dalam hidupnya. Nyatanya kita hanyalah manusia biasa di mana pasti pernah merasakan kegagalan meski dalam lingkup kecil.Â
Gagal menjadi juara kelas, gagal diet, gagal menabung, gagal bekerja di kantor impian dan sebagainya.Â
Saya pun pernah merasakan kegagalan yang sempat membuat saya terpuruk. Kegagalan saat selangkah lagi diterima di sekolah kedinasan saat lulus SMA serta gagal seleksi BUMN memang menjadi pengalaman yang tidak terlupakan. Saya bahkan stres dan kepikiran dalam jangka waktu lama.Â
Kini ada banyak anak muda yang mungkin tengah merasakan kegagalan yang serupa. Beberapa hari lalu, sepupu saya gagal seleksi ujian masuk mandiri di salah satu universitas negeri.Â
Dirinya tidak sendiri, ada ribuan anak muda yang bernasib sama. Mungkin ada yang bersikap cuek, tetap bersemangat mencoba peluang lain namun ada pula yang sedih, menangis berlarut-larut atau merasa stres karena ada tekanan.
Hal menarik juga ketika mengamati sikap para orang tua ketika melihat putra-putrinya mengalami kegagalan dalam suatu hal. Tidak jarang orang tua bingung harus bertindak seperti apa. Ada ketakutan bahwa sikap pada anak bisa menambah rasa sedih.Â
Berdasarkan pengalaman dan pengamatan saya, setidaknya ada beberapa sikap yang bisa dilakukan orang tua untuk membesarkan hati anak yang mengalami fase gagal. Apa saja itu?Â
Kuatkan Pemahaman Banyak Jalan Menuju Roma
Pepatah bijak "Banyak Jalan Menuju Roma" bisa menjadi penyemangat anak ketika mengalami kegagalan.Â
Misalkan si anak memang bermimpi ingin masuk fakultas kedokteran karena ingin menjadi dokter spesialis di kemudian hari. Nyatanya dirinya gagal masuk FK di universitas negeri favorit.Â