Ternyata oh ternyata, tidak semua orang diperkenankan melewati jalan menembus sisi dalam pohon. Ada 2 kondisi yang dianggap pantang untuk masuk melewati sisi dalam pohon ini yaitu mereka yang tengah melakukan proses pernikahan dan iringan jenasah (dalam istilah Bali upacara pitra yadnya).Â
Info yang saya dapat, pantangan sudah terjadi secara turun temurun. Bagi yang tengah menikah ada kekhawatiran jika melewati jalan di dalam pohon akan membuat hubungan pernikahan menjadi pendek atau penuh masalah.Â
Bagi yang membawa jenasah, pohon ini dianggap suci bagi warga lokal sehingga jenasah jika melewati jalan di dalam pohon akan dianggap kurang baik. Untuk itulah dibuatkan jalan alternatif di samping pohon.Â
Setelah puas bersantai dan menikmati keindahan serta keunikan Bunut Bolong, saya melanjutkan satu lokasi lain yaitu Wihara Dharma Giri.Â
Mengingat lokasi berada di daerah Pupuan, Kabupaten Tabanan dan jalan Bunut Bolong merupakan jalan alternatif ke lokasi tersebut maka saya bisa langsung melanjutkan perjalanan tanpa harus kembali lagi ke Pekutatan.Â
Jika mengacu pada google maps, perjalanan dari Bunut Bolong ke Wihara Dharma Giri tidak sampai 50 menit. Namun jangan terkecoh, perjalanan bisa lebih lama karena kawasan ini merupakan perbukitan dimana medan jalan berkelok-kelok.Â
Selain itu karena cuaca sempat hujan, saya pun akhirnya berteduh sebentar yang membuat waktu perjalanan lebih lama.Â
Sekitar jam 14.30 WITA, saya tiba di Wihara Dharma Giri. Kondisi yang masih gerimis memberikan keuntungan tersendiri dimana suasana dalam wihara masih sepi dari wisatawan. Saya bisa puas menikmati keunikan dan keindahan wihara.Â