Perjalanan ternyata tidak jauh sekitar 20 menit dari Bukit Merese. Kami sampai di Desa agak sore sekitar jam 17.20 WITA. Mau tidak mau, harus segera menjelajahi desa selagi masih ada cahaya matahari.Â
Dipandu seorang guide lokal yang merupakan warga asli Desa Sade, saya mendapatkan informasi detail tentang sejarah, budaya, adat-istiadat hingga tradisi di desa ini.Â
Satu kata saat pertama masuk kawasan desa, Wowwww... Takjub karena kondisi yang bersih, tertata dan masyarakat menyambut dengan ramah.Â
Kagum melihat rumah tradisional yang dibangun dengan tanaman hasil bumi seperti tembok dari bambu, atap dari ijuk kelapa dan beberapa kayu dari tanaman lokal sebagai penyangga rumah.Â
Apa saja ketakjuban saya terhadap masyarakat Desa Sade?Â
Pertama: Data Generasi yang Terdata Baik
Mengelilingi area desa, saya diinfokan bahwa saat ini masyarakat Desa Sade sudah masuk generasi ke-19. Generasi yang cukup panjang dan terdata dengan baik. Ini tidak terlepas dari budaya untuk menjaga tradisi leluhur oleh generasi muda.
Setidaknya di Desa Sade utama terdapat 150 rumah dengan penduduk sekitar 700 orang yang menempati area Desa utama. Meskipun dengan bertambahnya jumlah keluarga, banyak yang kini menempati sisi luar Desa Sade utama.Â