Padahal jika kita mau peduli, kita bisa fasilitasi manajemen toko buku untuk mengadakan bazar dengan cuma-cuma atau ketentuan yang tidak memberatkan pihak toko buku.Â
Misalkan ada persentase dari buku terjual untuk panitia atau panitia mendapatkan voucher potongan diskon khusus jika ingin membeli buku.Â
Cara ini tentu akan disambut hangat bagi manajemen toko buku yang saat ini berusaha keras mencari calon pembeli. Harapannya dari bazzar ini, ada banyak buku terjual dan dibeli oleh peserta yang hadir.Â
# Kurangi Fotokopi atau Menjiplak Buku
Saya ingat ketika banyak Kompasianer yang marah besar ketika tulisannya yang dibuat untuk Kompasiana ternyata dijiplak oleh situs lain untuk suatu kepentingan.Â
Ini juga yang saya alami ketika sadar tulisan saya pun dijiplak tapi izin. Dugaan tindakan menjiplak ini untuk membesarkan situs tersebut yang juga bersifat blog dan demi mendapatkan keuntungan finansial tanpa perlu repot-repot mencari kontributor tulisan.Â
Dulu ada dosen di kampus yang menerbitkan buku ajar namun banyak pihak justru memfotocopy karyanya tanpa seizin dirinya. Bagi beliau, ini adalah kejahatan literasi.Â
Si penjiplak atau dalam kasus ini si orang yang memotocopy tidak menghargai hasil kerja kerasnya menulis, biaya yang sudah dikeluarkan untuk menulis (karena ada yang dicetak dengan dana pribadi tanpa bantuan dana dari lembaga penerbit) hingga mematikan rezeki pemasukan dari penjualan buku.Â
Saya akui ada diantara kita yang memiliki antusias menggali ilmu yang besar namun keterbatasan dana untuk membeli buku asli dan baru.Â
Fotocopy menjadi cara yang bisa dilakukan untuk bisa mendapatkan ilmu secara cepat dan terjangkau.Â