Teringat kata pepatah, malu bertanya sesat di jalan. Saya pun pernah mengalami tersesat saat berwisata. Tanpa itin memang saya mengandalkan insting saja untuk mencari akomodasi atau arah wisata.Â
Namun justru saya lebih berani untuk menyapa dan bertanya pada warga lokal. Tujuan tentu agar saya tidak tersesat lebih jauh dan mendapatkan petunjuk arah yang benar.Â
Sisi positif untuk melatih diri berani untuk berinteraksi. Ini penting mengingat saat ini masih banyak generasi muda yang memiliki karakter malu. Jangankan bertanya, menyapa orang lain saja ragu dan takut.Â
Selain itu dengan berani bertanya, kita juga percaya diri. Tidak jarang warga lokal akan bertanya-tanya hal personal misal dari mana, tujuan ke mana, kerja di mana dan sebagainya. Kita bisa percaya diri untuk berbagi cerita.Â
Interaksi jika sudah terjalin tanpa sadar membuat kemampuan komunikasi kita meningkat. Jika dulu, saya berbicara dengan orang baru tampak gugup dan terbata-bata. Kini sudah bisa santai dan lancar layaknya berkomunikasi dengan teman lama.Â
# 4. Mendapatkan Relasi Baru
Ini masih berkaitan dengan interaksi kita dengan masyarakat lokal justru bisa membangun relasi baru. Contoh saat wisata ke Madura selepas kuliah.Â
Mengetahui saya berwisata jauh dari Malang. Ada masyarakat lokal bakal menawari saya dan teman untuk menginap di tempatnya.Â
Bahkan jika saya berwisata lagi ke tempat tersebut, si bapak bersedia mendampingi biar tahu lokasi menarik di sana. Ini hal tidak terduga yang mungkin tidak bisa saya dapatkan jika berwisata dengan Itin.Â