Tentu ini menjadi berkat tersendiri karena tidak perlu mengeluarkan uang untuk kursus mengemudi mobil. Saya memanfaatkan mobil kantor dan cukup mentraktir teman yang bersedia mengajarkan sampai saya dianggap mahir.Â
Pembelajaran penting, kemampuan menyetir mampu menjadi jembatan mendekatkan hubungan personal dengan atasan.Â
Saya sering menonton film dimana staf mengendarai mobil atasan. Disaat itu atasan justru bersikap lebih cair pada si staf, mengobrol banyak hal mulai dari kerjaan hingga pribadi.Â
Bahkan ketika atasan merasa nyaman, bisa jadi si staf akan dilibatkan dalam hal-hal penting. Ini adalah hal positif yang bisa membuat kita jadi orang kepercayaan atasan.Â
Kisah terakhir dari senior saya yang mendapatkan promosi jabatan. Bos besar ingin memberikan fasilitas mobil operasional. Namun ketika ditanya apakah bisa mengendarai kendaraan? Senior saya menjawab belum bisa.Â
Padahal tawaran ini belum tentu datang dua kali. Umumnya karyawan pasti berharap mendapatkan fasilitas kantor salah satunya mobil operasional. Namun ketika kita tidak mampu mengendarai mobil. Bisa jadi opsi ini melayang.Â
Alhasil senior saya mulai mengambil kursus menyetir. Pilihan jatuh belajar mobil matik yang lebih praktis dan mudah. Tidak butuh waktu lama, akhirnya dirinya sudah bisa menyetir dan mendapatkan SIM A.Â
Senior saya pun cukup beruntung karena bos besar masih memberlakukan tawaran pemberian mobil operasional ketika tahu si senior sudah mahir dan punya SIM A.Â
Terkesan sepele namun ketika kita tidak mahir menyetir mobil, bisa ikut mempengaruhi peluang karir yang lebih baik.Â
Tidak heran kini banyak perusahaan mensyaratkan memiliki SIM A/C bagi calon karyawan yang direkrut.Â