Hari ini saya merasa sedikit bosan di rumah. Setelah iseng browsing tempat menarik terdekat, ada satu lokasi yang cukup menarik. Taman Pujaan Bangsa Margarana atau dikenal juga Taman Makam Pahlawan (TMP) Margarana.Â
Berjarak sekitar 20 menit dari rumah, akhirnya saya memutuskan ke lokasi ini sekaligus ingin mengetahui lebih dalam perjuangan I Gusti Ngurai Rai.Â
Kita mungkin sudah kenal sosok I Gusti Ngurah Rai, pahlawan nasional yang berasal dari Bali. Sosok beliau pun diabadikan di berbagai tempat seperti patung I Gusti Ngurah Rai di Kabupaten Badung, penamaan bandara internasional di Bali hingga menjadi sosok dalam uang pecahan Rp. 50.000 keluaran tahun 2005.
Perjuangan beliau sebagai pemimpin pasukan Ciung Wanara melawan penjajah Belanda memang sangat heroik dan patut mendapat apresiasi tinggi. Perlawanannya dikenal dengan istilah Puputan Margarana.Â
Menguntip dari berbagai sumber, istilah perang puputan telah menjadi perjuangan masyarakat Bali sejak masa kerajaan. Puputan sendiri memiliki arti perang hingga akhir atau titik darah penghabisan.Â
Setidaknya terdapat 3 perang puputan yang dikenang masyarakat Bali. Pertama Perang Puputan Jagaraga yang terjadi di tahun 1848 hingga 1849 yang dipimpin oleh Patih Jelantik beserta rakyat Buleleng dalam melawan Belanda yang terjadi di wilayah Jagaraga Buleleng.Â
Kedua, Perang Puputan Badung yang terjadi tahun 1906 yang melibatkan Raja I Gusti Gde Ngurah Pemecutan dari Puri Pemecutan serta dibantu kerajaan lainnya melawan Belanda.Â
Ketiga adalah Perang Puputan Margarana, yang merupakan perjuangan I Gusti Ngurah Rai yang terjadi di Desa Marga, Kabupaten Tabanan untuk mengusir penjajah Belanda dari daerah Tabanan.Â
Perjalanan dari Kota Tabanan menuju Desa Marga sangat mudah. Dipandu oleh Google Maps, saya melewati jalan pedesaan dimana banyak persawahan yang indah. Bulan Februari merupakan masa padi telah tumbuh tinggi berwarna hijau. Sudah dapat dibayangkan indahnya melihat hamparan hijau disisi kanan dan kiri jalan.
Mendekati lokasi, saya sudah melihat halaman luas yang menyambut wisatawan atau pendatang. Saya akui halaman luas ini cukup untuk menampung belasan mobil atau beberapa bus yang datang bersamaan.Â