Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Bosku Pelit, Aku Harus Bagaimana?

11 Februari 2022   08:30 Diperbarui: 13 Februari 2022   14:10 3522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang Karyawan Tengah Berhemat | Sumber Jawa Pos

Sebuah keluh kesah disampaikan kepada ku. Ia bercerita pengalaman dirinya dengan atasan di kantor. 

Kenangan ketika dirinya dan seorang teman yang juga berstatus pegawai baru diajak atasan meeting dengan klien. Berbahagialah dirinya karena atasan ingin membimbing mereka sebagai staf marketing baru di kantor. 

Ketika selesai meeting, atasan ini mengajak 2 staf baru untuk makan siang di salah satu foodcourt. Atasan bahkan merekomendasikan sebuah stand makanan yang dianggap enak dan favourite disana. Tanpa ragu mereka pun memesan makanan. 

Kisah sedih dimulai ketika atasan justru membayar makanannya sendiri. Ini artinya 2 staf baru harus membayar makanan mereka sendiri-sendiri. Rasa sedih muncul karena sebagai staf baru dan perantau. Mereka tengah berusaha berhemat sebisa mungkin. 

Porsi makanan yang dipesan tergolong mahal bagi si staf baru bahkan harga makanan sebenarnya bisa untuk 2 hari. Uneg-uneg pun dilampiaskan dengan mengatakan si atasan tidak peka terhadap anak buah dan terkesan pelit. 

Sifat orang memang tidak bisa ditebak. Kadang ditempat kerja, atasan ibarat orang tua kita di kantor. Stigma kita, sebagai orang tua atau senior setidaknya bisa loyal kepada anak buah khususnya staf baru. 

Kasus seperti ini banyak terjadi di lingkungan kerja. Penilaian atasan pelit muncul dari bawahan karena si atasan jarang atau tidak pernah mentraktir anak buah atau membawa sekedar cemilan untuk staf di kantor pun nyaris tidak pernah. 

Salah satu mimpi seorang bawahan adalah memiliki bos yang royal atau tidak pelit. Namun tidak sedikit yang harus gigit jari. 

Apakah ada cara khusus ketika kita memiliki Bos yang cenderung pelit pada bawahannya? 

Ilustrasi Bawahan Kesal Pada Atasan | Sumber Workplace.id
Ilustrasi Bawahan Kesal Pada Atasan | Sumber Workplace.id

# Perluas Mindset Kita

Secara khusus, mindset bos kita pelit adalah karena merasa tidak pernah ditraktir, tidak pernah membawakan sesuatu untuk staf di kantor dan sebagainya. Artinya mindset tercipta karena menggunakan indikator materi dan keroyalan. 

Cobalah untuk perluas mindset kita dengan menggunakan sudut pandang atau indikator lainnya. Ini terjadi pada teman yang sempat mengalami momen bos pelit di awal tulisan. 

Namun pandangan berubah ketika mengetahui atasannya memberikan tambahan tunjangan bagi para staf baru. Hal mencengangkan nilai tunjangan ternyata besar dan diluar ekspetasi mereka. Si atasan tidak pelit memberikan tunjangan pada stafnya. 

Kini mindset nya tentang atasan mulai berubah. Ia tidak lagi menilai atasannya pelit. Inilah yang perlu kita contoh. 

Jangan hanya melihat sikap seseorang dari 1 sisi atau 1 momen. Kadang ternyata ada sifat lain yang justru menunjukan sisi baik atasan. 

Kasir di kantor saya pernah cerita. Atasannya dulu saat di Head Office juga dinilai agak pelit. Namun disisi lain atasannya justru peduli pada kondisi anak buahnya. Si atasan tidak pernah menolak ijin cuti anak buahnya selagi masih dinilai wajar. 

Indikator pelit dari sisi materi memang bisa berubah 180 derajat ketika ada momen lain yang menunjukan sikap baik atasan pada kita. 

# Bukan Pelit Tapi Hemat

Pelit dan hemat terkesan mirip namun sejatinya memiliki makna berbeda. Menguntip dari beberapa sumber, hemat lebih menunjukan sikap untuk mengeluarkan sedikit uang agar sisanya bisa digunakan untuk kebutuhan lain atau ditabung. Orang hemat biasanya membeli barang sesuai kebutuhan dan prioritas. 

Orang pelit lebih mengarah kepada upaya mengeluarkan sedikit uang agar tidak habis. Bahkan ia rela menekan segala kebutuhan termasuk hal prioritas agar uangnya tidak berkurang banyak. Tidak jarang orang pelit suka bergantung pada pihak lain demi mendapatkan keuntungan besar. 

Seorang Karyawan Tengah Berhemat | Sumber Jawa Pos
Seorang Karyawan Tengah Berhemat | Sumber Jawa Pos

Atasan kita mungkin tidak pelit namun ia berusaha berhemat. Biasanya semakin tinggi gaji maka semakin besar kebutuhan. Semakin tinggi posisi maka pengeluaran tidak terduga apun bisa ikut naik. 

Bisa jadi atasan baru memiliki kredit kendaraan atau rumah yang mengeluarkan banyak uang, ada tagihan kartu kredit yang besar dan harus dibayarkan segera, kebutuhan di rumah semakin banyak dan sebagainya. 

Mau tidak mau ia pun mencoba berhemat dan mempertimbangkan setiap pengeluaran. Baginya mentraktir bawahan atau membelikan sesuatu untuk orang bukanlah prioritas utama. 

Kita harus paham kondisi ini dan jangan terburu-buru menjustifikasi bahwa atasan kita tipe orang pelit. Seandainya kita di posisi atasan dengan pengeluaran yang banyak, bisa jadi kita akan bertindak hemat yang membuat orang lain berpikir sebagai tindakan yang pelit. 

# Royal Berlebihan Tidak Baik

Ada atasan yang mengganggap bahwa terlalu royal pada bawahan pun bukan tindakan bijak. Apalagi sifat buruk yang kerap terjadi, ketika kita berbuat baik pada orang lain justru dimanfaatkan oleh orang tersebut. 

Ibarat di kasih hati minta jantung, dikasih paha minta dada, dikasih motor malah minta mobil. 

Ini pernah terjadi di rekan saya. Sebagai Area Manager, dirinya suka mengajak meeting bulanan dengan leader di luar kantor. Tujuan agar meeting dan sosialisasi program lebih cair dan akrab. 

Makan Bersama Dengan Rekan Kerja | Sumber IDN Times
Makan Bersama Dengan Rekan Kerja | Sumber IDN Times

Ia memilih meeting di tempat makan dan mendekati jam istirahat siang. Suasana meeting dirasa lebih enak dan cair. Namun beberapa bulan kemudian, para leader mulai request lokasi meeting. 

Pilihan sering jatuh ke tempat makan yang baru dibuka atau yang sudah terkenal dengan harga menu yang lumayan mahal. Para leader ini tahu yang membayar tagihan nanti pastilah si Area Manager. 

Kini rekan saya ini sadar, terlalu royal juga tidak baik. Adakalanya berusaha baik pada orang justru terkesan dimanfaatkan. Inilah yang membuatnya mulai membatasi diri khususnya dalam mentraktir rekan kerja. 

Bisa jadi sikap pelit atasan karena didasari pengalaman masa lalu yang tidak enak. Misalkan dulu dirinya suka mentraktir orang lain. Namun ketika tengah susah, orang-orang pada menghindar. Ia merasa kecewa karena berpikir orang mendekat jika ada maunya saja. 

Atau kisah seperti rekan saya yang awalnya royal justru orang sekitar agak ngelunjak. Setiap ada momen minta traktiran, dapat bonus ditagih traktiran, ulang tahun pada minta ditraktir dan sebagainya. 

***

Ada rasa senang jika kita memiliki atasan yang baik, royal dan suka membawakan sesuatu untuk anak buahnya. Bagi mereka, atasan seperti ini adalah atasan idaman. 

Sebaliknya atasan pelit justru sering di cap negatif. Padahal belum tentu sikap pelitnya ini bersifat negatif pada orang lain. Bisa jadi si atasan tengah berhemat, tidak ingin terlalu royal atau lebih melihat sesuatu secara prioritas. 

Parameter pelit yang lebih mengacu pada materi lah yang harus bisa kita rubah. Banyak atasan yang jarak traktir anak buah tapi tidak pelit ketika meminta ijin cuti. Atasan yang berusaha back-up bawahan ketika ada masalah dan sebagainya. 

Harapannya, kita sebagai anak buah jangan terburu-buru memberi label pelit pada atasan. Bisa jadi ketika kita jadi atasan justru akan bersikap sama yaitu memilih mana yang perlu diberikan mana yang sebaiknya tidak. 

Semoga Bermanfaat

--HIM--

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun