Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Adab yang Perlu Diperhatikan Bagi Turis Saat di Bali

1 Februari 2022   21:33 Diperbarui: 6 Februari 2022   10:23 2491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Turis Menggunakan Kain Untuk Berbusana ke Pura Uluwatu | Sumber Situs Umum Sekali

Selama tinggal di Bali, cukup sering saya melihat tingkah laku turis baik lokal maupun asing yang bikin saya mengelus dada. Ada turis yang tidak menempatkan dirinya sebagai tamu yang tengah berkunjung ke tempat orang lain sehingga butuh menjaga etika sebagai tamu. 

Turis egois, begitulah saya sering memberikan label kepada wisawatan yang bertingkah seenaknya saat berlibur di Bali. Mereka merasa tamu yang datang untuk dilayani. Mereka telah membayar mahal perjalanan hingga ke Bali sehingga tidak perlu menjaga etika atau adab bertamu. 

Kondisi inilah yang membuat saya tertarik untuk menginformasikan ada beberapa adab yang patut diperhatikan oleh turis saat berkunjung ke Bali. Adab ini tidak hanya untuk menghormati tuan rumah namun juga menghindari hal-hal tidak diinginkan selama berwisata ke Pulau Dewata. 

Wisatawan Tiba Di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali | Sumber Okezone Travel
Wisatawan Tiba Di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali | Sumber Okezone Travel

Apa saja itu? 

# Adab Menghormati Budaya, Tradisi, dan Kearifan Lokal

Di mana bumi dipijak disana langit dijunjung.

Kita mungkin familiar dengan pepatah ini. Sejatinya kita memang harus bisa beradaptasi di manapun kita berada. 

Ternyata masih ditemukan turis atau pendatang yang terlalu cuek dan menganggap kebudayaan atau tradisi masyarakat lain harus sama dengan yang ia anut. 

Berita Tingkah Laku Wisatawan Asing Terhadap Sarana Upacara di Bali | Sumber Situs Pos Kota
Berita Tingkah Laku Wisatawan Asing Terhadap Sarana Upacara di Bali | Sumber Situs Pos Kota

Di atas hanyalah gambaran kecil di mana ada wisatawan yang bertindak kurang etis di Bali. Sebenarnya ada banyak kisah yang saya dengar dari teman atau keluarga yang melihat kelakuan buruk turis. 

Ada yang menginjak atau menendang sesajen, ada yang meludah sembarangan, ada yang mengeluarkan kata kasar saat di Bali dan sebagainya. 

Alangkah baiknya sebelum berkunjung ke tempat baru, sebaiknya kita sebagai turis mencari sedikit informasi tentang tradisi dan apa yang boleh atau dilarang di tempat tersebut. Hal mudah bisa bertanya kepada penduduk lokal atau tetua yang ada disana. 

Seandainya pun ada tradisi atau kebiasaan warga lokal yang terasa asing atau bertentangan dengan keyakinan atau kepercayaan kita bukan berarti kita bisa bertindak sesukanya. 

Hormati dan jadikan hal yang terasa berbeda tersebut sebagai daya tarik tersendiri. Masyarakat lokal di Bali pun pasti akan mengapresiasi jika asa turis yang menghormati tradisi dan kearifan lokal yang ada. 

# Adab Berpakaian

Meskipun masyarakat Bali bersifat terbuka dengan orang luar namun bukan berarti kita tidak menjaga cara berpakaian. Ini karena di Bali banyak tempat atau areal suci seperti pura, merajan, situs budaya, puri dan sebagainya. 

Hal bikin kesal ketika melihat turis berpakaian seksi dan terbuka saat mengunjugi area ini. Pernah suatu kejadian ada turis wanita kesurupan karena datang ke tempat suci bagi masyarakat lokal dengan busana seksi. 

Bagi masyarakat di Bali, mereka percaya akan dunia sekala dan niskala. Dunia sekala adalah dunia manusia pada umumnya seperti kita sedangkan niskala adalah dunia bagi makhluk astral yang tidak terlihat. Kita hidup secara berdampingan. 

Turis Menggunakan Kain Untuk Berbusana ke Pura Uluwatu | Sumber Situs Umum Sekali
Turis Menggunakan Kain Untuk Berbusana ke Pura Uluwatu | Sumber Situs Umum Sekali

Lebih baik perhatikan busana di mana kita berada. Seandainya kita ada di pantai, kolam renang atau cafe mungkin akan wajar jika berpakaian seksi nan menggoda. Namun diluar tersebut usahakan untuk berpakaian lebih sopan. 

Hindari menggunakan pakaian pendek sehingga terlihat aurat. Apabila wanita dalam keadaan haid usahakan jangan datang ke tempat yang dianggap suci atau sakral seperti pura, merajan atau situs budaya. 

Lebih baik untuk antisipasi bawa kain pantai atau kain polos yang banyak dijual masyarakat lokal di tempat wisata. Kita bisa melapisi pakaian dengan kain tersebut untuk lebih sopan saat datang di areal suci di Bali. 

# Adab Menjauhi Vandalisme

Ada perilaku buruk yang sering dilakukan turis atau pendatang saat ada di tempat baru yaitu melakukan vandalisme. Sering saya menemukan coretan di tembok, pohon hingga lokasi yang sebenarnya bukan untuk dicoret-coret. 

  • Sinta was here
  • Andi loves Cintya
  • Lagi boring nih. Call me 081xxxxxx

Kreativitas yang bukan pada tempatnya. Ada juga yang mencoret area wisata di Bali dengan gambar atau tulisan yang merusak keindahan tempat. 

Tindakan Vandalisme | Sumber JPNN.com
Tindakan Vandalisme | Sumber JPNN.com

Sebaiknya nikmati suasana dan keindahan Bali tanpa perlu memberikan sentuhan lain yang merusak. Untuk apa meninggalkan jejak yang justru dipandang negatif oleh orang lain. 

Jika ketahuan berbuat vandalisme, biasanya akan ada sanksi adat yang dijatuhkan kepada pelaku. Pasti ini akan mencoreng tidak hanya si pelaku namun juga berdampak pada turis lain. 

# Adab Saat Kulineran

Bali memang dianggap juga surganya bagi pecinta kuliner. Namun tentu bagi turis muslim harus selektif saat ingin kulineran. 

Nasi Campur Dengan Menu Olahan Daging Babi | Sumber Detik.com
Nasi Campur Dengan Menu Olahan Daging Babi | Sumber Detik.com

Tidak dipungkiri menu masyarakat lokal di Bali kurang ramah terhadap masyarakat muslim karena banyak menu non halal. Cara bijak adalah mencari tahu lokasi makanan halal atau mencari info tentang menu masakan yang tersaji di rumah makan atau restoran yang kita kunjungi.

Bagaimana jika sudah terlanjur memesan makanan yang ternyata non halal? 

Saran saya jangan cancel makanan yang sudah terlanjur dipesan/diolah namun ajukan makanan tersebut untuk dibungkus. Jika sudah meninggalkan tempat makanan, kita bisa berikan makanan tersebut kepada orang lain, hewan liar yang ada di Bali atau "mungkin" dibuang di lokasi yang tepat. 

Ada kisah yang bisa dijadikan pembelajaran. Sempat terjadi keributan di salah satu daerah di Bali. 

Seorang pendatang memesan sate dari salah satu pedagang. Si pembeli baru sadar jika sate yang dipesan merupakan sate babi setelah menu dipesan. Saat sate selesai dibuatkan dan dibayarkan, ternyata si pembeli membuang sate tersebut tidak jauh dari penjual. 

Si penjual yang melihat merasa sakit hati karena merasa makanannya dianggap "sampah". Dampaknya terjadi keributan antara pedagang dan pembeli. 

Inilah pentingnya bertanya sebelum terlambat. Ini karena banyak menu kuliner non halal di Bali. Sebaiknya bertanya dulu dan tetap menjaga etika dan perasaan saat berkomunikasi ataupun bersikap. 

"Pak/bu, maaf apakah menu masakannya cocok untuk orang muslim? "

Teman saya biasanya tidak sungkan bertanya seperti di atas jika datang di tempat makan di daerah Bali. Penjual atau pelayan biasanya akan menjelaskan jika masakan non halal agar pengunjung yang beragama Islam tahu.

***

Berwisata ke Bali memang menjadi impian bagi banyak orang. Sejatinya ketika berkunjung ke Bali ataupun ke daerah lain yang baru, kita harus menempatkan diri sebagai tamu. 

Jangan berlaku egois dan mengacuhkan norma-norma yang berlaku di daerah tersebut. Tentu kita akan marah jika ada tamu yang datang ke rumah kita namun bersikap tidak sopan. Ini jugalah yang sering dilakukan oleh oknum turis di Bali. 

Adab perlu diperhatikan. Beberapa adab di atas dapat menjadi pegangan saat ada di Bali. Harapannya kesan berwisata tetap di dapat dan masyarakat lokal pun tetap ramah kepada kita sebagai tamu atau turis. 

Semoga Bermanfaat

--HIM--

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun