Ada kisah dari kenalan saya di Bali yang bercerita harus membuang anjing peliharaannya karena tempat tinggalnya sekarang tidak boleh memelihara hewan peliharaan.Â
Anjing yang selama ini dirawat akhirnya dilepas untuk mencari tuannya yang baru atau hidup sendiri di jalan. Kondisi berpindah tempat tinggal atau si pemilik mendapat larangan memelihara anjing baik dari keluarga, pasangan atau tetangga membuat mereka harus membiarkan si anjing hidup di jalanan.Â
Masa pandemi ini juga turut andil munculnya anjing liar baru. Pemilik yang terkena dampak ekonomi selama pandemi seakan tidak mampu lagi merawat si anjing. Sudah bisa ditebak, anjingnya pun kini sudah tidak bertuan dan menjadi terlantar di jalan.Â
Bisakah Kita Berkontribusi Terhadap Fenomena Ini?Â
Ternyata masih ada orang yang berhati mulia dan memiliki rasa prikehewanan yang tinggi. Di atas adalah sebagian kisah seseorang yang tergerak hatinya untuk merawat anjing terlantar.Â
Seandainya si anjing bisa berbicara layaknya manusia, pastilah mereka akan berteriak, Tolong Kasihani Saya (Please, Save Me).Â
Andai kita tergerak dan bersedia merawat si anjing hingga kembali sehat dan ceria seperti sedia kala. Saya yakin 100 persen si anjing akan berterima kasih dan menganggap kita Tuannya.Â
Seandainya kita belum mampu melakukan hal tersebut. Masih ada hal kecil yang bisa dilakukan. Saya pernah membaca postingan seseorang yang menawarkan kepada siapa pun untuk merawat anjing yang ia temukan.Â
Ternyata respons luar biasa terjadi di mana banyak orang tertarik untuk merawat anjing tersebut. Upaya ini cukup membantu di mana kita mencarikan tuan baru bagi si anjing. Setidaknya si anjing masih ada harapan mendapatkan tuan yang baik dan tidak terlantar di jalanan.Â
Ada beberapa grup/komunitas penyayang hewan di Facebook yang bisa kita berikan tawaran atau informasi terkait anjing terlantar atau kita menawarkan anak anjing yang terlalu banyak di rumah. Ini bisa jadi alternatif yang bijak. Salah satunya Animal Defender Indonesia (ADI).Â
***