Hari ini seorang kerabat curhat habis ditegor oleh warga karena membuang sampah yang sebenarnya tidak diperuntukkan sebagai tempat pembuangan sampah.Â
Kerabat saya ini bingung harus dikemanakan sampah rumah tangga mengingat tidak ada titik lokasi pembuangan sampah formal di sekitar rumah.Â
Buang ke sungai nanti bikin banjir. Di buang di pinggir jalan ntar disangka tidak punya etika menjaga lingkungan, dibuang ke tetangga malah pancing keributan.Â
Akhirnya ia pun ikut-ikutan membuat sampah di lahan kosong di mana masyarakat lain juga membuang sampah rumah tangga di lokasi tersebut.Â
Kejadian ini mengingatkan saya saat tinggal di perkampungan daerah Kabupaten Bogor. Saya pernah berada di posisi sama di mana area tempat tinggal tidak ada lokasi Tempat Pembuangan Sementara (TPS).Â
Bagaimana saya menyiasatinya? Pernah saya membawa sampah rumah ke SPBU terdekat. Saya menumpang membuang sampah di bak sampah SPBU tersebut.Â
Sekali dua kali berjalan mulus, saat ingin membuang sampah ketiga kalinya. Apes, saya kena tegur petugas SPBU karena ternyata banyak masyarakat yang melakukan hal serupa.Â
Saya berusaha tidak membuang sampah di sembarang tempat seperti di sungai atau di pinggir jalan raya. Tidak jarang saya harus membawa sampah ke TPS yang letaknya cukup jauh dari rumah atau di TPS pasar tradisional.
Sebenarnya saya tidak masalah harus mengeluarkan uang bulanan untuk jasa petugas pengambil sampah. Namun lokasi tempat tinggal saya di perkampungan membuat petugas semacam ini tidak ada.Â
Kondisi ini ternyata juga dialami oleh banyak orang di sekitar kita. Mudah terlihat, saya sering pergoki seseorang membuang sampah di sungai, ke lahan kosong, ke pinggir jalan hingga ke pekarangan orang lain.Â