Ada 2 kisah asmara antar sesama karyawan yang cukup menarik terjadi di kantor.
Kisah pertama, 2 orang junior di kantor. Bagi saya mereka pasangan ideal. Dari sisi usia tidak terpaut jauh antara keduanya dan mereka memiliki posisi karier cukup baik.Â
Ketika mulai PDKT hingga resmi berpacaran, banyak orang di kantor yang bergurau seperti berkomentar cie cie atau minta traktiran jadian. Seiring waktu kedekatan mereka pun semakin kuat.Â
Sayang, takdir Tuhan berkata lain. Tidak disangka hubungan mereka kandas di tengah jalan. Entah apa alasannya, saya tidak ingin ikut campur lebih mendalam. Namun selang beberapa bulan, si cowok terpincut dengan karyawan wanita yang baru direkrut di kantor.Â
Hal tidak terduga, paska putus hubungan 2 junior ini menjadi renggang di kantor. Seakan cuek dan saling tidak mengenal. Bahkan ada kabar ketika mengetahui si cowok sudah mendapatkan gebetan baru. Si junior cewek semakin kesal dengan si cowok.Â
Kisah kedua, percintaan antara rekan senior dengan rekan junior. Rekan senior saya ini berstatus duda dan si cewek masih single. Hubungan mereka pun sudah diketahui oleh banyak orang di kantor.Â
Namun ada hal cukup disayangkan. Sejak mereka jadian, sering muncul masalah khusus seperti mereka sering datang telat bareng, sering tidak ada di ruangan atau ketika ada konflik berdua kadang dilampiaskan di tempat kerja.Â
Kasus seperti ini banyak terjadi di sekitar kita. Hubungan percintaan antar rekan kantor justru membuat kinerja menjadi tidak profesional.Â
Bahkan tidak jarang ada perusahaan yang melarang berpacaran dengan rekan kantor atau suami istri bekerja di kantor yang sama. Dikhawatirkan muncul hal-hal ketidakprofesionalan di dunia kerja.Â
Ada yang memiliki pacar divisi HRD akhirnya menjadi sering telat ke kantor karena merasa aman pacarnya seorang staf HRD, ada juga yang memanfaatkan pacarnya di divisi bendahara atau kasir untuk menggunakan uang perusaahan untuk kepentingan pribadi, atau atasan yang memanjakan bawahan karena bawahannya ini adalah pacarnya sendiri.Â
Fenomena seperti ini justru membuat kita kesal sendiri. Ini karena merasa percintaan antar karyawan di kantor berpotensi menciptakan ketidakprofesional.Â
Adakah cara untuk menjaga sikap profesionalitas meski kita memiliki pasangan di kantor yang sama? Setidaknya saya merasa cara ini bisa diterapkan untuk pembaca Kompasiana yang ingin profesional di kantor meski bersama dengan pasangan.Â
# Kembalilah pada Mindset Awal Bekerja
Coba ingat kembali apa tujuanmu saat awal bekerja? Saya personal memiliki impian untuk berkarier sebagus mungkin, menabung sebanyak mungkin agar bisa membeli barang impian, membahagiakan orangtua serta bisa traveling kemanapun yang diimpikan.Â
Saya percaya setiap orang memiliki impian masing-masing kenapa ingin bekerja atau melamar pekerjaan di perusahaan saat ini.Â
Saya percaya mayoritas memiliki mimpi untuk mengubah masa depan bukan untuk mencari pasangan. Jika itu benar maka kembalilah pada mindset itu.Â
Bukan berarti saya melarang untuk menemukan jodoh di kantor. Namun ketika mindset di awal kerja masih kuat. Meskipun kita memiliki pacar di kantor, kita akan berusaha tetap profesional.Â
Pacaran boleh tapi mimpi ingin menjadi manager tidak boleh hilang. Mimpi ingin menabung dari gaji untuk membeli rumah jangan sampai kendor.Â
Upaya mewujudkan pasti kita akan berusaha menjaga performa pekerjaan. Tidak akan ada niat untuk mengendorkan performa ataupun memanfaatkan keadaan yang berpotensi merusak mimpinya.Â
Seandainya kelak hubungan kandas, kita tidak butuh sedih berlarut-larut karena sejatinya kita sadar impian di awal kerja adalah meraih mimpi bukan meraih cinta.Â
# Bentuk Penasihat Pribadi di Kantor
Di kantor pasti kita memiliki teman dekat atau bahkan sahabat yang mengetahui hubungan percintaanmu dengan rekan kerja.Â
Ada kata pepatah, cinta itu bikin mabuk kepayang dan bikin kita buta. Sebelum itu terjadi, mulai minta teman dekat atau sahabat di kantor sebagai penasihat pribadi di kantor.Â
Tujuannya jika suatu saat tanpa disadari kita melakukan hal tidak profesional di kantor ada sosok yang akan menegur dan menasihati kita. Sosok ini sangat penting karena bagi pasangan sejoli yang tengah jatuh cinta, kadang ada tindakan yang tanpa disadari telah melewati norma etika kerja.Â
Orang lain disekitar kita pasti menjadi sosok pertama yang menyadari. Inilah peran penasihat pribadi agar kita terhindar dari sikap tidak profesional di kantor.Â
Perlu ada rasa terbuka dan berpikir bijak dari kita sendiri ketika sahabat memberikan nasihat. Ini karena umumnya nasihat sahabat mengarah untuk kebaikan kita bukan unyuk menjerumuskan ke hal negatif.Â
# Komunikasikan Komitmen dengan Pasangan
Saya belajar dari kisah cinta sahabat saya. Ia pernah bercerita saat berpacaran dengan teman seangkatan ternyata mereka menciptakan komitmen luar biasa.Â
"Ketika ada konflik. Jangan sampai pada orang lain yang tahu, biarkan menjadi konflik internal berdua."
Wow, ini luar biasa karena ketika tengah berkumpul. Mereka menunjukan sikap biasa saja. Mengobrol dan bercanda seperti biasanya namun tanpa kami tahu sebenarnya mereka sempat berkonflik beberapa jam sebelumnya.Â
Coba untuk komunikasikan dan bentuk komitmen bersama. Meskipun mereka berpacaran di kantor namun mereka akan tetap menjaga profesionalitas di tempat kerja.Â
Seorang HRD yang mengetahui pacarnya terlambat ke kantor akan tetap memberikan teguran atau bahkan memberikan Surat Peringatan (SP) layaknya kepada karyawan lain. Atasan tetap menasihati bawahannya ketika berbuat salah meskipun itu adalah pacarnya sendiri.Â
Jika ini bisa terjadi, niscaya profesionalitas kerja tetap terjaga. Bahkan tidak menutup kemungkinan akan mendapatkan apresiasi dari rekan kerja lainnya. Karena kita tidak mengistimewakan pacar di kantor.Â
"Diluar adalah pacar namun di tempat kerja adalah rekan kerja."
Tidak jarang ada sepasang kekasih yang menyembunyikan hubungan mereka dari rekan kerja lainnya. Tujuannya agar tidak menimbulkan masalah dikemudian hari.Â
Kadang ketika hubungan kandas, orang disekitar kita justru ikut menjadi kompor atau bahkan membenci mantan kita. Padahal si mantan tidak memiliki masalah langsung dengan rekan kerjanya tersebut.Â
***
Kita memang tidak pernah tahu di mana kita bertemu dengan jodoh kita termasuk di kantor. Tentu terasa indah jika bisa bekerja dengan pasangan di kantor yang sama.Â
Namun tentu perlu diantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Contoh kasus di kantor saya dimana hubungan pekerjaan menjadi runyam ketika putus, bekerja seenaknya sendiri hingga masalah internal dibawa ke lingkungan kerja.Â
Sikap tidak profesional seperti ini tidak hanya mengganggu kinerja kita personal namun juga berdampak pada atmosfer kerja secara umum.Â
Tiga hal di atas bisa jadi pegangan bagi Sobat Kompasiana yang kini tengah menjalin asmara dengan rekan kantor. Harapannya kisah asmara ini tidak mengurangi sisi profesionalitas di kantor bahkan jika profesionalitas bisa tetap terjaga bisa jadi bisa contoh positif bagi orang lain.Â
Semoga Bermanfaat
--HIM--
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H