Disini saya belajar bahwa setiap orang memiliki karakter penulisan yang khas. Namun yang membedakan bagaimana mereka mengeksekusi ide menjadi sebuah tulisan "berbobot" menurut admin.Â
Setiap tidur saya memikirkan topik apa yang ingin saya tuliskan di Kompasiana besok pagi. Bahkan dalam perjalanan ke kantor pun masih mencari apa yang perlu saya bagi ke pembaca.Â
Mungkin jika Sobat Kompasianer sempat membaca beberapa artikel saya pasti akan menemukan template tulisan. Awal tulisan lebih kepada informasi awal dan sedikit basa-basi busuk (hehe) tentang topik yang saya angkat.Â
Setelah itu menjelaskan lebih detail tentang akar masalah, studi kasus yang relevan dengan topik hingga mencoba menuliskan solusi atau terobosan menghindari suatu masalah. Terakhir akan ada kesimpulan dan sedikit penutup.Â
Jika ada yang bilang, menemukan topik tulisan itu ribet dan susah. Saya katakan "BIG NO". Kenapa?Â
Ada banyak hal yang bisa kita bagikan kepada orang lain dalam tulisan. Mulai dari hobi yang sedang atau pernah dilakukan, keluh kesah hidup, kejadian yang tidak terduga, hingga passion yang dikuasai.Â
Pernah saya iseng membuka kembali tulisan saya di 2021 dan berkesempatan jadi HL. Saya geleng-geleng kepala, kok bisa saya kepikiran menulis topik tersebut.Â
Ada momen nyaris tabrakan di dalam tol selepas meeting diluar kantor langsung saya tuang dalam tulisan bagaimana agar terhindar dari kejadian itu. Artikel Klik Disini
Ada kisah rekan kantor yang stres menghadapi anaknya yang terlalu kritis pun jadi sumber inspirasi tulisan. Contoh artikel klik disini
Saya kurang setuju jika ada yang mengatakan masih bingung mencari topik tulisan. Anak sering ngompol atau momen kesandung di tangga pun bisa kita ulas dalam artikel.Â