Ternyata lawan bicaranya ini adalah mahasiswa perantau dari Medan. Bagi si mahasiswa asal Medan ini ia berbicara normal dan memang memiliki intonasi terkesan tinggi.Â
Bagi orang yang tidak terbiasa pasti akan menyangka cara bicaranya seakan ngajak ribut dan ceplas-ceplos.Â
Bagi kaum perantau, adanya perbedaan budaya, tradisi dan gaya hidup masyarakat akan ditanggapi secara luas. Bisa jadi apa yang dianggap berbeda dalam tradisi atau kebiasaan kita ternyata adalah hal biasa bagi mereka yang berasal dari daerah tertentu.Â
Ini seperti penggunaan istilah Cuk, yang kerap kali dilontarkan oleh anak muda di Surabaya bahkan menyebar di sekitarnya.Â
Awalnya saya pun tersinggung ada yang memanggil saya dengan istilah Cuk. Namun kini justru terbiasa dan bahkan istilah itu menjadi pengakrab dengan teman sebaya atau teman dari asal Surabaya.Â
Merantau ke daerah lain akan membuat pikiran kita lebih terbuka dan memahami ada hal lain yang unik dan berbeda yang tidak umum ditemukan di daerah kita.Â
Bagi kita minum arak atau alkohol adalah hal aneh dan tidak baik. Namun ketika kita merantau ke negara barat, minum alkohol adalah hal umum bahkan banyak dikonsumsi saat musim pendingin untuk menghangatkan badan.Â
Merantau Memperluas Koneksi
Ini adalah keuntungan lain jika kita merantau ke daerah baru dan bertemu dengan sesama perantau. Seiring waktu koneksi pertemanan kita semakin luas.Â
Terbukti ketika saya kuliah di Malang dan bertemu dengan banyak teman mahasiswa perantau dari berbagai kota. Kini ketika sudah lulus dan mengunjungi suatu daerah.Â