Pasti banyak karyawan kecewa dengan rendahnya kenaikan UMP 2022. Menguntip dari Kompasiana menyatakan bahwa kenaikan upah minimum berkisar 1,09 persen.Â
Ini berbanding jauh ketika sebelum pandemi dimana tahun 2019 ada kenaikan di atas 5 persen dari tahun sebelumnya. Tentu kenaikan UMP tidak bisa membahagiakan semua pihak.Â
Dari sisi karyawan, kenaikan UMP berarti pendapatan jadi naik dan peluang memenuhi kebutuhan lebih layak bisa terwujud. Meskipun tanpa disadari kenaikan UMP juga bisa berkorelasi dengan naiknya kebutuhan pokok dan daya konsumsi individu.Â
Dari sisi perusahaan, kenaikan UMP tiap tahun memberatkan dari sisi operational cost. Salah satu aspek pengeluaran terbesar perusahaan adalah penggajian karyawan.Â
Di tengah upaya pertumbuhan ekonomi pasca pandemi, tidak banyak pelaku bisnis atau usaha menganggap tingginya standar gaji membuat mereka tetap terseok dalam memulai usaha.Â
Saya lebih menyoroti bahwa kenaikan UMP 2022 yang minim ini justru bisa membuat kita lebih berpikir kreatif untuk bisa tetap bertahan. Ada nasihat dari seorang teman, sebenarnya gaji seberapa pun karyawan tetap bisa melanjutkan hidup. Bahkan kenaikan gaji tinggi pun belum tentu membuat mereka cukup.Â
Di sinilah saya merasa perlu terobosan baru untuk mengatur finansial dan pola hidup. Tujuannya meski nanti kenaikan UMP tidak tinggi. Namun kita bisa tetap hidup normal atau bahkan bisa menabung dari perubahan pola hidup dan manajemen keuangan lebih baik.Â
Bagaimana caranya?Â
1. Terapkan Sharing Cost