Saya punya teman angkatan yang sangat seru diajak bercanda. Bahkan ketika tugas kuliah pun sering bentuk kelompok bareng. Sejak menikah, ia membatasi dirinya. Kini ketika diajak kumpul pun, teman saya ini nyaris tidak bisa datang.Â
Ada kisah lain dimana 2 sahabat akhirnya saling membenci dikarenakan faktor percintaan. Dimana mereka mencintai sosok yang sama dan membuat hubungan jadi renggang hingga sekarang.
Ada sahabat yang memilih putus hubungan silahturahmi karena dikecewakan. Si sahabat berhutang dan yang bikin kesal, si sahabat amnesia terhadap hutangnya.Â
Disini saya percaya bahwa sahabat bisa jadi musuh dan musuh pun bisa jadi sahabat. Tidak percaya?
Dulu saat Pak Jokowi maju sebagai Gubernur DKI Jakarta. Ada hubungan erat dengan Pak Prabowo yang jadi salah satu pihak pengusung di Pilgub. Namun saat momen Pilpres dimana Pak Jokowi menjadi rival Pak Prabowo. Dikabarkan hubungan mereka sempat renggang.Â
Kini hubungan sudah membaik dimana Pak Prabowo menjadi salah satu punggawa yang mengambil bagian pada Kabinet Indonesia Maju. Ini karena waktu menciptakan banyak kondisi.Â
Faktor lain penyebab lingkaran pertemanan semakin menyempit karena kita sudah melakukan filterisasi. Mana saja yang masih satu aliran, satu pemikiran dan satu kesamaan. Ketika menyadari ada yang tidak sesuai maka otomatis akan ter-filter dalam diri.Â
Ini sangat terasa, jika dulu pertemanan di masa kuliah karena didasari oleh angkatan sama. Namun setelah mengalami konsentrasi keilmuan, teman mulai berkurang secara otomatis.Â
Setelah lulus pun kembali terjadi filterisasi dimana yang bertahan hanyalah teman yang satu visi. Saya lebih nyambung dengan teman suka bahas traveling dan hobi.Â