Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pelecehan di Kampus Bisa Kok Dicegah, Ini Cara Cerdiknya

19 November 2021   21:04 Diperbarui: 27 November 2021   10:30 693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi situasi di kampus. Sumber: Pixabay via Kompas.com

Kasus pelecehan seksual yang dialami oleh mahasiswi di Universitas Riau (Unri) sempat menghebohkan dunia pendidikan. Tidak main-main, kasus ini bahkan menyeret Dekan FISIP Unri yang diduga menjadi oknum pelaku sekaligus dosen pembimbing skripsi mahasiswi tersebut. 

Sebenarnya kasus ini bukanlah hal baru di dunia perkuliahan. Saat berstatus mahasiswa pun, saya sering mendengar desas-desus mahasiswi digoda dosen, mengalami pelecehan seksual atau bahkan mengalami tekanan psikis dari oknum tertentu. 

Masalah ini ibarat gunung es. Hanya sedikit yang terekspos ke publik. Banyak sekali yang tidak muncul di permukaan. Ada berbagai alasan seperti mendapat ancaman, malu, trauma, takut, hingga merasa hal ini aib yang tidak boleh diketahui orang lain. 

Bisa kah pelecehan seksual di kampus dicegah? 

Pertanyaan ini seakan mewakili pikiran banyak orang yang dilema dan berharap kasus ini dapat diminimalisir atau bahkan tidak terjadi lagi. Mayoritas korban pelecahan di kampus adalah mahasiswi yang tidak berdaya serta mengalami masalah akademik. 

Ilustrasi Pelecehan Seksual Pada Wanita. Sumber Suara Jateng
Ilustrasi Pelecehan Seksual Pada Wanita. Sumber Suara Jateng

Iming-iming tugas atau skripsi akan dipermudah, dijanjikan mendapat nilai bagus, diancam tidak lulus mata kuliah hingga memberikan jalan keluar terhadap masalah akademik yang dihadapi si mahasiswi adalah sebagian modus yang dilakukan oleh oknum. 

Saya merasa ada beberapa cara cerdik yang bisa dilakukan oleh mahasiswi agar terhindar dari perilaku pelecehan seksual di kampus. 

Apa saja itu? 

1. Jangan Ciptakan Area Privat

Area privat disini lingkungan yang hanya terdapat kurang dari 2 orang tanpa ada pengawasan tambahan. Munculnya kasus pelecehan terjadi karena ada kesempatan dan minim pengawasan orang lain. 

Biasanya oknum yang sudah berniat mesum akan meminta mahasiswi untuk datang ke ruangan pribadi atau rumah yang hanya terdiri dari dirinya dengan si korban. 

Usahakan tolak atau hindari kondisi seperti ini. Ajak teman untuk mendampingi jika dosen lawan jenis meminta untuk bertemu secara personal. 

Perhatikan juga kondisi ruangan. Jika terdapat CCTV yang terkoneksi dengan fakultas atau jurusan maka masih tergolong aman. Namun jika ruangan dosen terpencil, tertutup rapat dan tanpa cctv. Mahasiswi perlu antisipasi dan jangan biarkan pintu tertutup selama melakukan konsultasi dengan dosen. 

2. Kenali Karakter Dosen

Ketika kita akan memasuki masa skripsi, sebelum menentukan dosen pembimbing sebaiknya kenali dulu karakter dosen tersebut. Namun jika dosen pembimbing ditentukan oleh jurusan atau prodi. Kita tetap harus mengenali karakter dosen pembimbing kita. 

Misalkan si dosen terkenal genit ke mahasiswi, selama mengajar suka membahas hal sensitif dan dewasa atau mengistimewakan mahasiswi berparas cantik dan seksi. Sebaiknya perlu antisipasi lebih jika si mahasiswi sudah menjadi target oknum dosen mesum. 

Terinspirasi oleh teman saya yang pernah menggunakan parfum yang menyengat dan kurang beraroma wangi. Ini bisa jadi cara jitu agar terhindar dari pelecehan seksual di kampus. 

Umumnya si oknum sudah mengincar target yang dianggap menarik dan sesuai dengan tipenya. Disini kondisi harus dibuat terbalik dimana mahasiswi berpenampilan jauh dari ekspetasi si oknum dosen mesum. 

Seandainya saya oknum nakal yang berotak mesum namun si target ternyata menggunakan parfum yang tidak wangi, berpakaian tomboy, kalau diajak ngomong tidak nyambung atau terlihat jorok. Saya pasti akan ilfeel dan tidak jadi untuk berniat hal tidak senonoh. 

Trik ini bisa dipraktekkan di kondisi terjepit dimana mahasiswi tidak punya pilihan untuk dibimbing oleh oknum dosen mesum. Cobalah berpenampilan acak-acakan dan tidak menarik. Mungkin mahasiswi bisa terhindar dari niat nakal si dosen mesum. 

3. Ajukan Bimbingan Via Virtual

Di jaman masa pandemi ini bisa dijadikan alasan untuk meminta bimbingan secara virtual. Tatap muka secara tidak langsung ini membuat peluang terjadi pelecehan seksual kecil. 

Sepupu perempuan saya yang baru lulus kuliah cerita bahwa saat menyelesaikan skripsi dulu dilakukan melalui bimbingan online. Dirinya memberikan draft rancangan proposal hingga revisi melalui email dan konsultasi via virtual maupun pesan online. 

Bimbingan Kuliah Secara Virtual. Sumber Sevima
Bimbingan Kuliah Secara Virtual. Sumber Sevima

Ia hanya bertemu dosen saat meminta tanda tangan pengesahan ujian seminar proposal dan sidang skripsi. Minimnya pertemuan fisik tentu akan meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan. Cobalah untuk mengajukan konsultasi tugas atau skripsi melalui virtual dengan dosen. 

4. Berakting Kesurupan

Trik ini bisa dicoba jika si mahasiswi sudah terjebak dalam kondisi tidak menyenangkan. Terinspirasi salah satu adegan komedi, berpura-pura akting kesurupan bisa jadi trik cerdas terbebas dari si oknum. 

Jika kamu melihat orang kesurupan di depan mata, apa reaksimu? 

Pasti ada yang takut, panik, histeris, meminta bantuan atau bahkan pingsan karena panik. Nah, jika akting si korban bagus dan meyakinkan. Bisa jadi si oknum nakal juga bereaksi serupa. 

Seorang Gadis Kesurupan. Sumber Djawanews.com
Seorang Gadis Kesurupan. Sumber Djawanews.com

Pikiran mesum hilang seketika karena melihat seseorang di depan mata kesurupan. Untuk menambah suasana mencekam dan meyakinkan, bisa ditambah suara cekikan, melotot, merusak barang di sekitarnya.

Ingat jangan berakting pingsan karena kondisi ini justru membuat oknum kian merasa ada kesempatan. Cobalah meniru orang kesurupan atau orang gila yang selama ini pernah dilihat disekitarnya. 

Jika berhasil, selain kita terbebas dari niat si oknum nakal. Bisa jadi kita bangga dengan kemampuan akting yang terpendam dalam diri. 

5. Siapkan Alat Proteksi Diri

Seorang Wanita Yang Menyemprotkan Serbuk Merica. Sumber Phinemo.com
Seorang Wanita Yang Menyemprotkan Serbuk Merica. Sumber Phinemo.com

Sebagai upaya mawas diri tidak ada salahnya mahasiswi melindungi diri dengan alat pelindung diri sederhana seperti semprotan merica, gunting, gunting kuku dan sebagainya. 

Di toko online atau E-Commerce pun banyak tersedia alat pelindung diri seperti alat kejut listrik untuk menjauhkan oknum jahat. 

Saya pernah membaca kisah seorang wanita yang berhasil menyelamatkan diri dengan menyerang pelaku menggunakan alat sederhana seperti pulpen dan kunci kendaraan. Segala barang yang ada di sekitar kita bisa dijadikan senjata untuk melindungi diri. 

Di youtube pun banyak teknik perlindungan diri sederhana yang bisa dipelajari perempuan meski tidak pernah beladiri. 


Manfaatkan informasi dari internet maupun Youtube untuk menambah wawasan untuk melindungi diri. Ketika kita tahu trik pertahanan, meski yang dihadapi adalah pria yang kuat dan agresif namun tetap bisa berpeluang mengalahkan pria tersebut. 

***

Tidak ada satupun dari kita yang ingin menjadi korban pelecehan seksual. Namun oknum nakal kini tersebar dimana pun termasuk di lingkungan pendidikan seperti kampus. 

Satu per satu kasus pelecehan seksual yang menimpa mahasiswi mulai bermunculan dimana oknum pelaku justru merupakan dosen di kampus. 

Saran terbaik adalah perbanyak pemahaman pencegahan dan keterampilan membela diri karena jika ada di kondisi terdesak. Kita mungkin tidak bisa mengandalkan orang lain. Justru wawasan dan kemampuan kita personal yang bisa melindungi kita dari oknum jahat. 

Harapannya apa yang saya sampaikan di atas bisa menambah info khususnya trik terhindar dari oknum jahat khususnya yang mengintai para mahasiswi di kampus. 

Semoga Bermanfaat

--HIM--

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun